Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/05/2017, 10:06 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN,KOMPAS.com – Pemerintah Malaysia mendeportasi 132 tenaga kerja Indonesia (TKI) melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan pada Jumat (26/5/2017) sekitar pukul 18:00 Wita karena memasuki atau bekerja di negara itu secara illegal.

Para TKI ilegal yang berasal dari Pusat Tahanan Sementara (PTS) Tawau tersebut diangkut dengan KM Purnama Ekspress ke Pelabuhan Tunontaka, Nunukan, Kalimantan Utara. Sebanyak 124 TKI dideportasi karena tersandung kasus keimigrasian, 6 TKI tersandung kasus narkotika, dan 2 TKI tersandung kasus kriminal umum.

Pemerintah Malaysia mengatakan, para TKI ilegal itu dipulangkan dengan biaya mereka sendiri. Penggunaan biaya sendiri, kata pihak Malaysia, terkait dengan ada pembenahan pengelelolaan pelabuhan baru di Tawau sebagai pintu pemulangan TKI illegal.

Seorang TKI bernama Ema, yang sebelumnya bekerja sebagai pelayan di rumah makan di Malaysia, mengatakan dirinya membayar 90 ringgit Malaysia atau setara Rp 280.000 untuk bisa pulang. Ia telah menunggu di Pusat Tahanan Sementara selama 9 bulan.

Ema mengaku sudah dua tahun bekerja di Malaysia secara illegal tanpa dokumen dan tertangkap operasi iImigrasi Malaysia saat bekerja.

“Kami antre untuk bisa pulang. Kami bayar 90 ringgit biar bisa pulang," kata dia.

Meski dideportasi oleh pemerintah Malaysia dengan biaya pemulangan ditanggung sendiri oleh TKI illegal, sejumlah TKI tetap nekat masuk Malaysia secara illegal.

Seorang TKI ilegal lain yang bernama Gulilin mengatakan sudah tiga kali diusir pemerintah Malaysia. Gulilin yang ber asal Enrekang Sulawesi Selatan itu mengatakan, pemulangan paksa pada pada Jumat kemarin itu merupakan pemulangan ke 3. 

Dia mengaku terpaksa kembali lagi ke Malaysia secara illegal karena keluarganya masih berada di Tawau Malaysia.

“Sudah tiga kali saya pulang dengan biaya sendiri. Bayarnya 90 ringgit. Terpaksa balik ke Malaysia, keluarga masih ada di sana,” kata Gulilin.

Baca juga: Polisi Malaysia Selamatkan TKI yang Disiksa Majikannya

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com