Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliner Unik dari Kulon Progo, Cokelat Dicampur Daun Pegagan Liar

Kompas.com - 24/05/2017, 19:31 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Siapa yang tak suka cokelat? Rasa manis dan kadang agak pahit membuat cokelat digemari banyak kalangan. Cokelat pun disebut-sebut mampu mengubah mood seseorang setelah menyantapnya.

Seiring perkembangan zaman, bahan baku cokelat mulai dikolaborasikan dengan berbagai tambahan rasa, mulai dari rasa asam buah hingga rasa pedas.

Di Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, cokelat dikolaborasikan dengan gulma yang tumbuh subur di sawah, yaitu pegagan.

Bagaimana rasanya cokelat pegagan itu?

Kompas.com sempat mengunjungi tempat produksinya. Di ruangan berukuran dua kali tiga, Alfaria Safitri dan Rini Listyorini duduk di atas kursi plastik menghadap ke arah selatan. Masing-masing memegang kertas untuk membungkus makanan.

Ya, kedua anggota kelompok wanita tani (KWT) Pawon Gendis itu tengah membungkus cokelat pegagan. Cokelat pegagan merupakan makan hasil olahan KWT Pawon Gendis.

Kelompok yang diketuai Dwi Martuti Rahayu (34) itu mencampur bahan baku cokelat dengan daun pegagan sehingga menjadi makanan olahan khas kabupaten paling barat di DIY itu.

Rasa cokelat pegagan yang juga menjadi nama produk makanan olahan KWT Pawon Gendis itu memang tak berbeda dengan cokelat pada umumnya. Namun jika meleleh di mulut, ada sensasi dedaunan yang membedakan rasa cokelat pegagan dengan cokelat pada umumnya.

Inovasi dan kreasi KWT Pawon Gendis itu merupakan upaya diversifikasi daun pegagan menjadi makanan olahan.

(Baca juga: Mengintip "Pabrik" Cokelat Milik Warga Desa di Gunungkidul Yogyakarta)

Menurut Ketua KWT Pawon Gendis, cokelat merupakan satu dari sekian produk makanan yang sudah diproduksi KWT Pawon Gendhis sejak berdiri pada Mei 2013.

"Saya pilih cokelat itu tidak sengaja. Tapi saya ingin menambah inovasi soal pegagan, kalau dibuat peyek itu sudah umum dan untuk anak-anak tidak suka karena masih berbentuk daun. Nah kalau cokelat, anak-anak mendengarnya saja pasti sudah suka," ujar Tuti panggilan akrab ketua KWT Pawon Gendis ketika berbincang dengan Kompas.com, Rabu (24/7/201

Tuti menceritakan, daun pegagan untuk cokelatnya itu didapat dari hasil budidaya. Dia mengaku menanam daun pegagan di atas tanah kas desa yang disewanya. Tak jarang ia pun menampung daun pegagan dari warga pedukuhan yang ikut menanam di lahan-lahan di sekitar rumahnya.

"Dulu sebelum budidaya, kami sulit mencari pegagan meski tumbuh liar. Proses cari pegagan lebih lama daripada mengolahnya. Akhirnya kami berpikir kenapa tidak dibudidayakan saja. Lagi pula tidak sulit membudidayakan daun pegagan ini," ujar Tuti.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com