Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika UMKM di Bandung Menyelami “Digital Mindset”

Kompas.com - 22/05/2017, 22:52 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com – Pandangan Firkah (41) fokus melihat pembicara. Sesekali ia melihat layar dan menuliskannya di atas secarik kertas.

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) ini sangat serius. “Ini penting buat saya. Karena sekarang serba digital, sedangkan saya masih belajar,” ujar Firkah, belum lama ini.

Firkah sudah belasan tahun menjalankan usaha fesyennya secara konvensional. Usahanya setiap tahun mengalami pertumbuhan. Namun di beberapa tahun terakhir, pertumbuhannya menurun karena persoalan pemasaran.

“Pemasaran salah satunya. Mungkin karena kompetitor sudah menjalankan pemasaran lewat media sosial dan lainnya. Sekarang saya sedang belajar. Beberapa bulan ini sudah coba memasarkan via medsos,” imbuhnya.

(Baca juga: Agar Tak Ketinggalan Kereta, UKM Harus Lakukan Digitalisasi)

Firkah merupakan satu dari ratusan pelaku UMKM yang mengikuti acara gerakan nasional untuk mendigitalisasi 58 juta bisnis lokal Indonesia bertajuk “Mari Berdigital”.

Managing Director Bdigital Rama Dhonanto mengatakan, para pebisnis di Indonesia harus mengenal kebiasaan konsumen Indonesia yang berdigital. Berdigital ini bukan hanya sekadar memiliki website, tapi juga pola pikir secara digital.

“Harus sadar digital. Percuma punya website kalau pemikirannya masih konvensional. Ga akan jalan, makanya diajarkan juga mindset,” imbuhnya.

Yang dimaksud dengan digital mindset, sambung Rama, yakni berpikir super cepat dan harus terbuka. Ketika seseorang punya digital mindset, maka cara menjalankan bisnisnya akan berbeda.

“Cara kita berkomunikasi dengan staf atau dengan costumer, misalnya. Cara kita berbicara di media sosial itu berbeda dengan zaman dulu. Kalau dulu mungkin hanya lewat telepon,” tuturnya.

(Baca juga: Di Era Digitalisasi, Tugas KPI Semakin Berat)

Begitupun dengan penyelesaian masalah. Dulu, pengusaha harus berunding dulu dalam menyelesaikan masalah. “Kalau sekarang, harus memberikan solusi dulu, cepat dulu, error lagi, benerin lagi. Semuanya metode mengikuti digital yang cepat dan terbuka,” imbuhnya.

Potensi Bandung, sambung dia, sangat besar. Apalagi Bandung merupakan kota kreatif. Itupun terlihat dari acara ini.

“Kemarin yang registrasi sekitar 1.200 orang. Di acara pun mereka aktif bertanya. Dari seluruh peserta itu, 40 persen sudah aware dengan digitalisasi,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com