Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternak Ayam Cemani, Orderan Rio hingga Negeri Belanda

Kompas.com - 22/05/2017, 16:48 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Dalam bahasa sansekerta, cemani berarti hitam pekat. Nah, dari asal kata ini, tentu kita bisa menduga, ayam cemani artinya adalah ayam yang berwarna hitam.

Memelihara ayam cemani selain sebagai hobi juga bisa mendatangkan keuntungan finansial.

Inilah yang dilakoni Rio, warga di Jalan Nangka, Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Lulusan manajemen pariwisata ini, memelihara ayam cemani dengan harapan bisa melestarikan salah satu kekayaan fauna asli Indonesia.

Untuk mencapai niat itu, lahan berukuran 10 x 15 meter di samping rumahnya, sejak tahun 2016, diubah menjadi lokasi pengembangbiakan.

Proses pengembangbiakan dimulai dari penetasan telur dan pemeliharaan hingga ayam dewasa.

Saat ini terdapat sedikitnya 30 ekor ayam peliharaan yang terdiri dari ayam cemani paint vibro dan cemani ungu.

Ayam cemani paint vibro merupakan kelas unggulan karena seluruh bagian tubuh ayam berwarna hitam pekat termasuk pada bagian lidah dan tenggorokan.

Sementara cemani ungu, jenis ayam yang memiliki beberapa varian warna yang umumnya digunakan untuk kontes kecantikan.

Indukan ayam cemani didapatkan Rio dari hasil berburu ke berbagai kolektor di Tanah Air. Paling banyak indukan diperoleh dari Pulau Jawa yang diyakini sebagai daerah pewaris ayam cemani yang masih terjaga keasliannya.

“Saya sampai ke daerah Kedu, Temanggung Jawa Tengah untuk menelusuri kisah ayam cemani ini. Di sana ada makam Kiai Ajeng Makukuhan yang konon dulunya pernah menggunakan ayam cemani sebagai media pengobatan,” kata Rio saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (22/5/2017).

Dibantu sosialisasi di media sosial, kini ayam cemani hasil pengembangbiakan, bapak empat anak ini, diminati banyak kolektor dari luar negeri.

heru dahnur/kompas.com Ayam cemani jantan peliharaan Rio di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Permintaan pun datang dari Kanada, Jerman dan Belanda. “Khusus untuk permintaan dari luar negeri yang dikirim adalah telur yang akan ditetaskan,” ujarnya.

Sekali pengiriman sebanyak 10 sampai 12 butir telur dengan harga satuannya berkisar 60 dollar AS sampai 75 dollar AS.

“Ayam cemani dewasa harga jual bisa lebih mahal, mencapai 100 hingga 200 dollar AS per ekor. Seperti batu akik, tidak ada banderol resmi,” ucapnya.

Menurut Rio, memelihara ayam cemani tidaklah sulit. Selain pemberian pakan, yang tak kalah penting adalah membersihkan kandang secara rutin. Hal ini demi menjaga ayam cemani tumbuh dengan sehat serta menghindari wabah flu burung.

Bagi Rio, dengan memelihara ayam cemani tidak hanya soal keuntungan bisnis, tetapi juga demi menjaga kelestarian ayam asli Indonesia sekaligus sebagai sarana edukasi bagi generasi muda.

“Masyarakat Indonesia sendiri, ayam cemani masih dianggap sebagai hewan mistis yang kerap digunakan sebagai pelengkap ritual," sebutnya.

Baca juga: Di Amerika, Ayam Cemani Khas Indonesia Dijual Rp 2,6 Juta Per Ekor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com