Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bajong Banyu, Tradisi Perang Air Sambut Ramadhan di Magelang

Kompas.com - 22/05/2017, 09:37 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Bajong Banyu adalah tradisi yang selalu dinanti-nantikan warga Dusun Dawung, Desa Banjarnego, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjelang bulan Ramadhan. Tradisi ini mengandung makna membersihkan diri sebelum menjalani ibadah puasa.

Tradisi yang digelar rutin setiap tahun ini diikuti oleh seluruh warga Dawung, mulai anak-anak sampai orang tua. Mereka berkumpul di lapangan desa sejak pagi hingga sore hari. Diawali dengan pertunjukan beragam seni, Sabtu (20/5/2017) malam. Dilanjutkan pada Minggu (21/5/2017).

Tari-tarian dan musik tradisional selalu mengalun riang menambah semarak sepanjang kegiatan ini. Ada tarian Topeng Ireng, Jathilan dan sebagianya. Kemudian dilanjutkan dengan prosesi pengambilan air di sumber air Tuk Dawung oleh puluhan warga serta para tokoh dan perangkat desa setempat.

Sebelumnya mereka melakukan kirab dengan berjalan kaki menuju sumber air yang berjarak sekitar 500 meter dari lapangan dusun.

"Tuk Dawung merupakan sumber mata air yang telah 'menghidupi' seluruh rakyat Dawung dan sekitarnya. Sebagai sumber pengariran lahan pertanian, air minum, membersihkan diri, dan kebutuhan lainnya," jelas Gepeng Nugroho, koordinator kegiatan, Minggu sore.

Peserta kirab paling depan membawa kendi-kendi yang akan diisi air. Tampak setiap peserta mengenakan busana adat Jawa. Sampai di sumber air, mereka disambut lagi dengan tari-tarian topeng ireng lalu prosesi pengambilan air dimulai.

Mereka berdoa di lokasi tersebut, lalu ada empat orang penari gemulai mendampingi prosesi tersebut.

Air-air yang sudah dimasukkan ke dalam kendi dibawa kembali menuju lapanga dusun. Air dari dalam kendi lalu ke dalam kendi besar yang kemudian secara simbolis diberi doa oleh sesepuh Dusun Dawung.

Perang air pun dimulai. Seluruh warga saling melempar air yang sebelumnya diwadahi plastik. Mereka membaur menjadi satu, tidak ada perbedaan kaya, miskin, tua, muda. Semua bersuka cita.

"Tradisi Bajong Banyu bermakna membersihkan diri, silaturahim, saling memaafkan. Sehingga saat menjalani ibadah puasa nanti kita dalam kondisi bersih lahir batin, tidak ada benci, dendam dan lainnya," jelas Gepeng yang juga seniman itu.

Noviyanti (23), salah satu warga Dusun Dawung, mengaku selalu ikut tradisi Bajong Banyu. Ia merasa senang bisa membaur dengan warga lainnya melakukan perang air. Ia rela seluruh tubuhnya basah usai kegiatan ini.

"Kami senang, saling lempar air, simbol membersihkan diri, semoga puasa nanti bisa bersiri hati saling memaafkan," kata Novi.

Baca juga: Resik Lawon, Tradisi Cuci Kain Putih Jelang Ramadhan di Banyuwangi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com