Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Yogyakarta Ada Kios yang Jadi Musuhnya Para Spekulan

Kompas.com - 18/05/2017, 12:13 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Segoro Amarto, begitu nama kios ini disebut. Kios yang terletak di salah satu sudut Pasar Kranggan ini baru diresmikan hari ini, Kamis (18/5/2017). 

Kios ini merupakan inisipasi Pemerintah Kota Yogyakarta. Di dalamnya terdapat sejumlah bahan pangan. Tujuannya untuk menjadi rujukan harga dan pengendali inflasi, terutama saat Ramadhan. Sebab, lonjakan harga menjadi pemicu terbesar inflasi di Ramadhan.

"Makanya diperlukan acuan harga agar menstabilkan harga di pasar-pasar. Kami mengapresiasi hal ini dimulai di Kota Yogyakarta," ujar Kepala Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Gatot Saptadi, seusai meresmikan warung tersebut, Kamis. 

Berdasarkan analisis BI, sambung Gatot, keberadaan kios itu membuat harga bahan pangan stabil. Sebab, para pedagang cenderung mengikuti harga komoditas yang dijual Segoro Amarto.

"Masyarakat bisa belanja di sini tapi dibatasi dan tidak boleh dijual lagi. Hal ini juga mengajarkan masyarakat tidak boleh belanja jor-joran," tutur Gatot.

(Baca juga: Ramadhan, Harga Pangan Ditentukan Stabilitas Pasokan dan Distribusi)

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Budi Hanoto menjelaskan, Segoro Amarto merupakan kios referensi harga yang baru ada di Indonesia. Kios itu, diperuntukkan bagi konsumen yang membutuhkan bahan pangan murah.

Selain itu, kios itu bertugas mematikan spekulan yang mencoba menaikkan harga bahan pangan menjelang Ramadan dan Lebaran.

"Memang ada undang-undangnya kami memberantas spekulan. Dan adanya kios ini masyarakat diuntungkan, pedagang memperoleh margin yang wajar," ujar Budi.

(Baca juga: Ketua DPD: Hantu Spekulan Lebih Hebat dan Menakutkan Ketimbang Komunisme)

 

Untuk pasokannya, sambung dia, diperoleh dari Bulog. Namun ia mengimbau ke perusahaan swasta untuk membantu pasokan terutama pada Ramadan dan Lebaran. "Kami imbau kalau punya CS bisa saja memberikan pasokan di sini," tutur Budi.

Sementara itu, Asisten II Pemerintah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mengatakan, kios ini dibuka setiap Jumat, Sabtu, dan Minggu.

Sebab, indikator keberhasilan yang dipatok bukan dari berapa banyak pangan yang terjual. Tapi, toko ini dianggap berhasil jika menjadi rujukan harga di pasar. 

Kepala Bulog Divre DIY, Miftahul Adha mengungkapkan, untuk sementara kios ini tidak menjual semua bahan pangan. Namun pihaknya menyiapkan semua jenis bahan pangan yang berpotensi mengalami kenaikan harga pada bulan puasa nanti.

"Memang dinamis, cabai misalnya. Kalau sudah ada hiruk pikuk baru kami pasok dan jual sampai harganya wajar kembali," tutupnya.

Kompas TV Kementan Konfirmasi Penimbunan Bawang Putih 182 Ton

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com