Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Musim Kemarau, Warga Gunungkidul Mulai Berhemat Air

Kompas.com - 17/05/2017, 13:33 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Intensitas hujan yang berkurang beberapa minggu terakhir di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, membuat warga yang biasa mengalami kekeringan mulai menghemat air.

Seperti warga di Kecamatan Semanu. Setiap hari mereka memaksimalkan air Telaga Jonge di Desa Pacarejo untuk berbagai kebutuhan, mulai dari mencuci hingga mandi. Namun hujan yang mulai jarang membuat air telaga semakin surut. 

“Jika air telaga sudah mulai keruh ya menggunakan air PDAM untuk mencuci dan mandi,” kata salah seorang warga sekitar, Susanti di Telaga Jonge, Selasa (16/5/2017).

Susanti menjelaskan, penggunaan air PDAM tentunya berpengaruh pada pengeluaran mereka. “Ya kalau menggunakan air dari PDAM nanti akan mahal saat membayar,”imbuhnya.

Karena itu, warga memaksimalkan air telaga. Untuk menjaga kebersihan, warga selalu menjaga ekosistem di samping telaga dengan membiarkan tanaman tumbuh. Selain itu, warga mengawasi agar tidak ada yang membuang sampah di telaga.

(Baca: Kekeringan, Petani di Sumba Timur Terancam Gagal Tanam)

Data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)  Gunungkidul, yang berasal dari Tim Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2006,  ada 281 telaga di kabupaten Gunungkidul.

Dari jumlah itu,  hanya 71 telaga yang masih bisa digunakan saat musim kemarau panjang. Adapun jumlah telaga di Gunungkidul terdapat di 10 kecamatan, yakni Paliyan 10, Saptosari 21, Purwosari 31, Panggang 22, Tepus 32, Tanjungsari 27, Semanu 42, Ponjong 21, Rongkop 48, dan Girisubo 27.

Saat ini, telaga sudah tidak lagi menjadi sarana utama masyarakat untuk mendapatkan air bersih. Sebagian warga bisa mengakses kebutuhan air bersih melalui PDAM, Spamdes, hingga membeli air melalui tangki swasta dan bantuan dari Pemkab Gunungkidul.

(Baca: Diintai Kekeringan, 9 Kecamatan di Bima Alami Kekurangan Air Bersih)

 

Kasi Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Sutaryono mengungkapkan, anggaran untuk bantuan air bersih bagi warga yang belum mendapatkan sarana air bersih tahun ini sebesar Rp 600 juta. 

Sutaryono menambahkan, saat ini pihaknya memiliki 7 tangki untuk menyalurkan bantuan air ke warga. Dari data yang ada, enam kecamatan yang biasa berlangganan droping air, yakni Kecamatan Ngawen, Rongkop, Girisubo, Tepus Gedangsari, dan Panggang.

"Kami melakukan droping air sifatnya back up untuk kecamatan yang belum memiliki tangki ataupun sudah memiliki, namun membutuhan tambahan bantuan air bersih,” ucapnya seraya mengatakan pihaknya siap jika warga membutuhkan bantuan air. 

Kompas TV Hektaran sawah di Ubud,Gianyar, Bali kekeringan. Kondisi tersebut memaksa sejumlah petani menjual lahan mereka yang sudah tidak produktif lagi dan kesulitan mendapat akses pengairan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com