Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/05/2017, 11:35 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seliged, begitu Wawan Vegas (41), pria asal Perumahan Jatimulyo Baru Blok J 9 Kricak, Kota Yogyakarta, menyebut nama yang diberikan untuk sepeda yang dirakitnya.

Sepedanya bukan sepeda biasa, melainkan sepeda yang berbentuk menyerupai motor gede (moge) Harley Davidson.

Bukan tanpa alasan sepeda jenis custom itu dianggap menyerupai moge. Mulai dari rangka, ban depan dan ban belakangnya tak lazim digunakan sepeda biasa. Ban depan misalnya, menggunakan pelek ring 26, sedangkan pelek belakang menggunakan ring 14.

Tak hanya menyerupai moge yang ditunggangi Lorenzo Lamas dalam film berjudul "Renegade", sepeda itu juga menggunakan tenaga listrik yang dihasilkan dari dinamo. Dinamo itu terpasang pada rangka sepeda.  

Seliged yang merupakan akronim dari sepeda listrik gede itu satu dari 35 sepeda yang dipamerkan di Jogjakarta Pedal Festival, Lapangan Sewandanan Pakualaman, Jalan Sultan Agung, Minggu (14/5/2017) pagi.

(Baca juag: Ingin Dapat Sepeda dari Jokowi, Petani Ini Nekat Naik ke Panggung)

Karya Wawan Vegas itu pun merebut perhatian pengunjung festival untuk bertanya-tanya soal sepedanya.

Wawan lalu bercerita, seliged buatannya itu diproduksi pada tahun 2006. Rangkanya menggunakan stainless agar tak mudah berkarat.

Dia mengaku baru membuat enam seliged selama sembilan tahun terakhir. Dua di antaranya dibeli pecinta sepeda asal Jakarta dan Yogyakarta, sedangkan empat seliged lainnya masih terparkir di rumahnya.

"Saya buat seliged ini karena terpinspirasi dari moge. Kalau moge juga bisa dimodifikasi, kenapa sepeda tidak bisa? Makanya saya mencoba membuatnya," kata Wawan ketika berbincang dengan Kompas.com.

(Baca juga: Sepeda Langka dan Unik Akan Dipamerkan di Yogyakarta)

Wawan lalu menuturkan, biaya produksi seliged terbilang mahal. Untuk membuat satu unit seliged membutuhkan biaya Rp 30 juta sampai Rp 35 juta.

Pembuatan seliged, lanjutnya, memang masih dilakukan secara manual. Selain itu, mesin dinamo yang dipasang pada sepeda masih diimpor dari China.

"Kalau satu unit seliged dibuat perlu waktu selama enam bulan. Mulai dari mendesain sampai perakitan. Kalau perakitan semua dilakukan di Yogyakarta. Desain sendiri mengambil dari contoh-contoh di internet dan ada juga yang menggambar sendiri," kata Wawan.

Dia meyakini, belum ada jenis sepeda custom seperti buatannya di Indonesia.

Pengunjung Jogjakarta Pedal Festival, Ritmawardani (32), mengaku terkagum-kagum dengan seliged. Sebab dia baru pertama kali melihat sepeda menyerupai moge yang menggunakan tenaga listrik.

"Saya enggak menyangka ada sepeda yang dimodifikasi seperti ini. Saya bangga warga Yogyakarta yang kreatif bisa bikin sepeda," ujar warga Klitren Lor GK III/153, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, itu.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com