Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Lapas Kediri Membangun Hubungan Baik dengan Warga Binaannya

Kompas.com - 08/05/2017, 18:11 WIB
M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com - Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Kota Kediri, Jawa Timur, turut siaga 1 setelah peristiwa ratusan penghuni Lapas Pekanbaru melarikan diri beberapa waktu lalu.

Maklum saja karena Lapas Kediri juga mengalami over kapasitas. Daya tampung bangunan seharusnya 325 orang, namun kini diisi 745 penghuni atau warga binaan pemasyarakatan.

Baca juga: Anggaran Tak Cukup, Lapas Kerobokan Terlilit Utang Rp 1,95 Miliar

Jumlah penghuni yang mencapai dua kali lipat dari kapasitas bangunan itu tentu membutuhkan tantangan tersendiri dalam mengurusnya. Apalagi para warga binaan itu berasal dari beragam latar belakang perkara hukum.

Pihak Lapas dalam pelayanannya selama ini berupaya melakukan pendekatan humanis terhadap para warga binaannya. Setidaknya terlihat dari berbagai kegiatan yang diselenggarakannya.

Juru Bicara Lapas Kelas II A Kediri, Didi Rahmadi mengatakan, akses komunikasi dengan warga binaan dibuka selebar-lebarnya. Itu salah satunya dengan dialog interaktif melalui forum terbuka. Kepala Lapas bertatap langsung dengan warga binaan secara langsung.

Dialog itu menjadi momentum bagi warga binaan untuk menyampaikan masukan atau bahkan keluh kesahnya selama berada di dalam lapas.

"Itu (dialog interaktif) programnya seminggu sekali, cuman harinya tidak pasti," ujar Didi Rahmadi, Senin (8/5/2017).

Selain itu, lapas yang berada di Jalan Jaksa Agung Suprapto itu juga berupaya memberikan layanan yang baik bagi warga binaan, misalnya dalam hal pemenuhan kebutuhan rohaniah, jasmaniah, hingga yang bersifat rekreatif atau hiburan.

Fasilitasi kebutuhan rohaniah, misalnya, dengan mengadakan pengajian yang mendatangkan ustaz dari luar lapas, khataman Al Quran, perayaan paskah bagi napi kristiani.

Beberapa kegiatan yang bersifat jasmaniah sekaligus rekreatif juga acapkali digelar. Seperti lomba futsal maupun bola voli dengan peserta antar-blok tahanan.

Bahkan digelar juga kegiatan-kegiatan tematis seperti lomba fashion show antar-warga binaan dan ibu-ibu dharma wanita dalam rangka peringatan Hari Kartini pada April lalu.

Penyaluran bakat seni juga difasilitasi dengan membentuk beberapa grup kesenian, seperti kesenian karawitan. Grup karawitan itu bernama Kyai Sapu Jagat dan cukup aktif unjuk gigi dalam mengisi kegiatan lapas.

Para warga binaan juga diajak introspeksi diri agar menyadari kesalahan yang telah diperbuat di masa lalu dan didorong memperbaiki perilaku hidup jika bebas kelak melalui arahan-arahan pimpinan Lapas.

Pihak Lapas juga menekankan para warga binaan untuk peduli dan bertanggung jawab dengan lingkungan. Kesadaran lingkungan itu dimanifestasikan dengan mengajak para warga binaan bekerja bakti membersihkan taman kota. Mereka diajak bergotong-royong membersihkan Taman Sekartaji. Salah satu taman yang menjadi ikon Kota Kediri. Hal itu sebuah upaya agar warga binaan itu nantinya bisa diterima kembali di tengah-tengah masyarakat.

Baca juga: Satu Napi yang Kabur dari Lapas Makassar adalah Pemerkosa 30 Wanita

Bahkan lapas juga akan memberikan pelatihan keterampilan bagi penghuninya agar bisa dimanfaatkan untuk masyarakat jika kelak mereka bebas. Keterampilan itu di antaranya pelatihan membuat sabun cair. Mereka bisa memakai sabun produksinya selama berada di lapas dan bisa dikembangkan ke luar setelah bebas.

"Setidaknya mengurangi beban keluarga dan berguna untuk dipakai sendiri di dalam lapas," kata Didi menambahkan.

Kompas TV Menkumham juga menindak petugas rutan yang melakukan pemerasan terhadap napi, termasuk mencopot kepala rutan setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com