Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringati Hari Kematian Marsinah, Mahasiswa di Yogyakarta Pakai Topeng

Kompas.com - 08/05/2017, 15:38 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Serikat Pembebasan Perempuan (Siempre) memakai topeng berwajah Marsinah di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Senin (8/5/2017).

Mereka juga membagikan topeng wajah Marsinah yang berbahan kertas kardus ke warga yang melintasi Jalan Malioboro.

Fitri Lestari, anggota Siempre mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk memperingati kematian Marsinah, buruh yang tewas dibunuh akibat memperjuangkan hak para buruh. Kematiannya pada 8 Mei 1993 silam masih menjadi misteri sampai saat ini.

"Aksi kami berbeda dengan teman yang lain dengan diskusi atau panggung rakyat, sedangkan kami tetap turun ke jalan. Kami ingin mengampanyekan siapa itu Marsinah ke masyarakat luas," kata Fitri kepada Kompas.com di sela-sela aksi.

Fitri mengatakan, banyak generasi muda saat ini yang tak mengetahui sosok Marsinah termasuk perjuangannya. Alasan itu yang membuat Siempre melakukan aksi di jalan dengan menceritakan perjuangan Marsinah ketika masih hidup.

"Marsinah antikapitalisme, antiimperialisme, antipatriarkhi, antiseksisme, antifeodalisme, dan alntimiliterisme. Dan kita tahu, Marsinah mati karena ada campur tangan investor dan militer di dalamnya," ujar Fitri.

(Baca juga: Jelang Hari Ibu, Monolog "Marsinah Menggugat" Ingatkan Beban Kaum Perempuan)

 

Fitri menyebut aksi Siempre hari ini itu sebagai festival 1000 topeng Marsinah. Ia dan teman-temannya berjalan kaki dari lokasi parkir Abu Bakar Ali sampai titik nol kilometer Yogyakarta dengan menggunakan topeng.

Pemakaian topeng itu, untuk mengenalkan wajah Marsinah kepada khalayak terutama generasi muda saat ini. Menurutnya, kematian Marsinah merupakan salah satu sejarah kelam di Indonesia sehingga jangan sampai masyarakat melupakannya.

"Topeng ini bisa dipakai dan mengingatkan masyarakat Agar mengetahui wajah Marsinah yang tewas 24 tahun karena perjuangannya," ungkapnya.

"Kami ingatkan kembali militerisme dan kapitalisme terutama yang menindas Marsinah dan perempuan itu harus dilawan," tutupnya.

Kompas TV Marsinah, buruh yang ditemukan tewas akibat penganiayaan, pada 8 Mei 1993, tak lama setelah ia menyuarakan tuntutan kenaikan upah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com