Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tukang Urut dan Anak-anaknya yang Berprestasi

Kompas.com - 04/05/2017, 11:47 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

PONOROGO, KOMPAS.com - Kendati hidup seadanya, Iswandi (60) dan Nur Hidayati (38) tak pernah menyerah untuk menjadikan tiga anaknya sebagai orang hebat.

Tinggal di rumah 7 meter x 6 meter dengan dinding rumah anyaman bambu yang sudah lapuk dan berlantaikan tanah Iswandi bersikukuh menjadikan tiga anaknya, Miftahul Huda (15), Lailatur Rohman (11) dan Nurul Aisyah (9), untuk mempunyai nasib yang lebih baik dari mereka.

Di rumah mungilnya itu terbagi menjadi dua ruangan. Satu ruang untuk penyimpanan barang-barang dan ruang satunya sebagai ruang tamu dan tempat tidur.

"Kalau malam kami tidur di sini bareng-bareng beralaskan tikar di ruangan ini," kata Iswandi yang ditemui di rumahnya di RT 004/RW 002, Dusun Danyang, Desa Sukosari, Kecamatan Babadan, Ponorogo, Selasa ( 2/ 5 / 2017).

Tidak ada barang mewah di dalam rumah Iswandi. Di ruang tamu yang menjadi tempat serba guna hanya ada tv tabung kecil dan radio kecil yang menjadi hiburan di malam hari.

Sementara itu di ruangan lain tampak sejumlah barang-barang berserakan dan tumpukan pakaian di berbagai sudut.

Baca juga: Jumali, Tukang Pijat yang Tembus hingga  Swedia

Iswandi menuturkan rumah tersebut sudah di tempati sejak 2004 dan belum pernah diperbaiki.

Awalnya ia menyewa di rumah itu. Kemudian pada 2006 ia membeli rumah itu dengan cara mencicil seharga Rp 14 juta. "Sampai sekarang belum lunas. Masih kurang sekitar Rp 3 juta," ujar Iswandi.

Selama bertahun-tahun tinggal di rumah itu, Iswandi mengaku tidak memiliki kasur ataupun ranjang. Ia bersama istri dan anak-anaknya sudah terbiasa tidur dengan beralaskan tikar di ruang tamunya.

Meski ada banyak lubang di dinding rumahnya, namun keluarganya tak pernah merasa kedinginan pada malam hari. Ia pun tak khawatir lagi ular yang masuk ke rumahnya.

"Dulu saat tinggal pertama disini banyak ular yang masuk mulai dari kobra sampai ular weling. Tetapi setelah saya sering bacakan ayat kursi, ular-ular itu tidak datang lagi," kata Iswandi.

Kegigihan, kerja keras, serta doa Iswandi dan istrinya membuahkan hasil. Dua anaknya berprestasi hingga mendapatkan beasiswa di sekolahnya.

"Meski kondisi kami serba kekurangan kami terus berdoa dan berusaha agar anak-anak kami bisa menjadi orang yang berhasil," katanya.

Iswandi menceritakan Miftatul Huda (15) yang saat ini duduk di Kelas VIII MTs Ar Rohman, Desa Tegalrejo, Kecamatan Semen, Kabupaten Magetan, menjadi juara pidato berbahasa Inggris dan bahasa Arab tingkat karesidenan Madiun, mewakili sekolahnya.

Sementara anak keduanya, Lailatur Rohman mewakili Kabupaten Ponorogo di ajang lomba pantomim tingkat pelajar SD se-Provinsi Jawa Timur.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com