Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKSDA Sita Hewan Dilindungi yang Digunakan Dalam Sinetron Janji Suci

Kompas.com - 03/05/2017, 08:37 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Hewan dilindungi yang dipamerkan dalam sinetron Janji Suci disita Balai Besar KSDA Jawa Barat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Kepala BKSDA Jabar Kementerian LHK, Sustyo Iryono, mengatakan, pihaknya mengevakuasi 9 satwa dari 12 satwa yang ditemukan pada Senin (1/5/2017) malam, dari tangan Alshad Kautsar Ahmad, di Jalan Kiputih, No 35, RT 05/5, Cimbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung.

"11 satwa merupakan hewan yang dilindungi dan seekor Harimau Benggala," ujar Sustyo di kantornya, Selasa (2/5/2017).

Sustyo memaparkan, evakuasi satwa tersebut, sebelumnya berdasarkan laporan masyarakat yang melihat tayangan sinetron.

Baca juga: Digusur Tol, Nasib Hewan Kebun Binatang Samarinda Tidak Menentu

Adapun ke-12 satwa tersebut terdiri dari 3 jenis yakni merak hijau (Pavo muticus), kakak tua jambul kuning (Cacatua sulphurea), dan bayi harimau benggala (Panthera tigris tigris).

"Harimau benggala dokumennya hanya pinjam. Kami sedang menulusuri kepada yang mengeluarkan dokumen tersebut karena berada di wilayah DKI. Sedangkan yang lainnya tidak ada dokumennya," ujar Sustyo.

Sustyo menyebutkan, merak hijau berjumlah 7 ekor, yang terdiri dari 3 ekor jantan dan 4 ekor betina. Sementara kakak tua Maluku 1 ekor dan kakak tua kecil jambul kuning 1 ekor sudah dievakuasi.

"Sedangkan dua ekor kakak tua putih besar jambul kuning belum dievakuasi, karena sedang mengerami telur. Begitu juga harimau benggala belum dievakuasi karena rentan mengingat usianya masih bayi sekitar 4 bulan," ujar dia.

Sustyo mengatakan, semua hewan tersebut akan dievakuasi dan dititipkan ke Taman Safari. Satwa yang sudah dievakuasi dan ada di Kantor BKSDA akan dibawa oleh pihak Taman Safari Rabu (3/5/2017) ini.

Menurut dia, semua hewan kini dalam keadaan baik, namun tetap pihaknya memeriksa semua hewan oleh dokter hewan. Hanya satu ekor merak yang sedikit dalam keadaan kurang baik dan harus diobati.

"Di sana kandangnya sangat layak dan bersih, karena yang meliharanya juga orang kaya. Namun tetap tidak sehat karena menyatu dengan rumah," ujar dia.

Sustyo menyayangkan penayangan satwa liar dilindungi dalam sebuah sinetron tersebut, karena pihaknya sekarang ini tengah gencar mengkampanyekan pentingnya pelestarian dan penyelamatan satwa liar dilindungi.

"Itu berpotensi menginspirasi masyarakat untuk memiliki atau memelihara satwa liar yang dilindungi," ujar dia. (Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin)

Baca juga: Aktivis Kecam Sesi Foto "Selfie" Bersama Satwa di Kebun Binatang

Kompas TV Perburuan Satwa Dilindungi di Sumatera Meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com