Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Farida, Wanita yang Terselamatkan Hidupnya karena Tembakau (1)

Kompas.com - 01/05/2017, 09:29 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Jarum jam siang itu menunjukkan tepat pukul 14.00 WIB. Di sebuah ruangan minimalis yang tertata rapi, lamat-lamat terdengar suara derap langkah kaki.

Seorang perempuan paruh baya mendekat dan duduk di sebuah kursi sofa warna hitam. Namanya Farida (53) dan biasa dipanggil Rida.

“Maaf Mas, saya izin merokok dulu ya," ucap Rida mengawali perbincangan dengan Kompas.com, sembari dengan cekatan tangannya merogoh sebuah bungkusan plastik putih di balik kantong bajunya.

Terbaca jelas bungkusan berwarna putih itu berisi 10 batang lintingan rokok berlabel "Divine". Dengan sangat santai, Rida mengambil sebatang rokok dan menyulutnya dengan begitu rileks.

Sejurus kemudian, asap putih tebal keluar dari mulut perempuan berjilbab merah itu. Di sela aktivitas merokoknya, Rida selalu tampil energik.

Berulangkali ia memperlihatkan sebatang rokok sedang diisapnya. Suasana diskusi pun berlangsung cair dan ramah, hingga ia berbicara panjang lebar ihwal awal mula rokok menjadi penyelamat hidupnya.

Baca juga: Akhir Perjuangan Fidelis Merawat Sang Istri dengan Ganja (Bagian 1)

Rida, yang saat ini berusia 53 tahun, tak menyangka dengan kondisi hidupnya saat ini. Ia seolah mendapat anugerah dari Tuhan berupa kesembuhan.

Jauh sebelum dalam kondisi yang sekarang ini, ia hampir pasrah menerima keadaan, yaitu ketika divonis menderita penyakit kanker stadium IVa.

Dia menyadari, dengan penyakitnya itu, harapan hidupnya menipis. Masa hidupnya tinggal menunggu waktu. Dia pasrah jika ajal menjemput. Namun sebelum ajal tiba, Rida berkelakar ingin akhir manis dalam kehidupannya.

Namun, takdir ternyata berkehendak lain. Rida justru diberi anugerah kesembuhan. Uniknya, proses penyembuhan dilakukan dengan tidak menjalani proses operasi.

Pengobatan dilakukan melalui melalui terapi “balur” rokok. Rida kini pun tidak lagi mengeluh kondisi tubuhnya. Ia mulai tahap penyembuhan.

Kanker ganas

Kontributor Semarang, Nazar Nurdin Rokok Divine yang dikembangkan Greta Zahar untuk terapi kesehatan.
Empat tahun lalu, Rida berkeluh kesah karena mendapati di bagian vitalnya tumbuh benjolan. Hampir tiap malam, tubuhnya lemas, dan mengalami pendarahan.

Perempuan yang aktif di kegiatan sosial ini juga mengeluh karena tidak bisa buang air besar. Keluhan-keluhan itu disampaikan ke rumah sakit. Namun tidak ada respons dari rumah sakit, terutama untuk mengetahui penyakit apa yang diderita.

Beberapa rumah sakit sudah disinggahinya untuk mendapat jawaban. Namun rumah sakit yang dikunjungi tidak membuahkan jawaban memuaskan.

“Saya itu awalnya merasa ada yang gak beres, susah buang air besar. Ada teman saya yang meninggal karena kanker usus, saya lalu mulai antisipasi. Saya USG, tapi gak tahu hasilnya. Di USG, hanya (terlihat) bercak putih di ginjal, kata dokter diminumin (air putih) sudah hilang sendiri. Sudah empat tahun kayak gitu lebih,” kata Rida, mengawali cerita.

Sejak saat itu, Rida mulai mengantisipasi agar penyakitnya bisa disembuhkan. Beragam cara dilakukan untuk mengetahui secara pasti penyakit apa yang dideritanya. Lambat laun, benjolan yang ada di tubuhnya membesar. Penyakit yang diderita pun berkembang. Selama 1,5 tahun terakhir, Rida buang air besar disertai darah.

“Temuan itu saya bawa sampai ke dokter bedah. Di dokter bedah itu bilang gak ada apa-apa,” aku Farida.

Dia merasa tak puas. Ia lalu berupaya mencari pengobatan dengan mencari salah satu dokter spesialis di salah satu rumah sakit di Semarang. Di dokter itu, mulai ditemukan penyakitnya yaitu terindikasi menderita usus besar.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com