Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diterjang Ombak Setinggi 6 Meter, Penahan Dermaga Kolbano Ambrol

Kompas.com - 29/04/2017, 16:15 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Akibat diterjang gelombang ombak setinggi enam meter, penahan dermaga Kolbano di Desa Kolbano, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) ambrol.

Anggota DPRD NTT Jefry Unbanunaek mengatakan, penahan Dermaga Kolbano yang ambrol itu berada pada sisi timur.

“Penahan bagian timur dermaga ini ambrol sejak kemarin siang, saat gelombang dan badai. Kalau ada gelombang susulan lagi tentu akan meluas lagi,” kata Jefry, Sabtu (29/4/2017).

Menurut Jefry, perencanaan desain struktur bangunan Dermaga Kolbano tidak memperhitungkan perubahan garis pantai dan kajian fenomena gelombang dengan parameternya sehingga saat dihantam gelombang langsung ambruk.

“Memang dermaga itu sudah diantisipasi dengan beton kubus, tapi kelihatannya material kerikil menggunakan batu bulat, bukan batu pecah sehingga tidak kuat,” ungkap Jefry.

Menurut dia, Dermaga Kolbano dibangun mengunakan dana APBN 2012-2015 dengan anggaran sebesar Rp 106 miliar.

Akibat gelombang tinggi yang menyebabkan banjir air laut (rob) yang terjadi kemarin, warga tiga desa di wilayah itu mengungsi, menyebabkan banjir air laut (rob).

Bupati TTS Paul Mela mengatakan, warga tiga desa yang mengungsi itu, yakni Kotolin, Kolbano dan Boking.

"Saat ini petugas dari kami Kesbangpol, Satpol PP dengan anggota polisi sudah bergerak ke lokasi untuk melakukan evakuasi terhadap warga," kata Paul, Jumat (28/4/2017).

Paul juga sudah memerintahkan kepada camat yang wilayahnya berada di pesisir pantai untuk melarang nelayan melaut serta menghindari pantai, termasuk juga petani yang sawahnya berada dekat pantai agar segera kembali ke rumah.

Paul mengaku, musibah banjir rob ini baru pertama terjadi di wilayahnya sehingga ia minta warganya untuk jangan panik dan tetap waspada serta jangan mendekati pantai.

Sementara itu, Prakirawan BMKG Kupang, Ni Putu Nonik Prianti mengatakan, meluapnya air laut dari Pantai Kolbano hingga ke jalan merupakan salah satu dampak dari adanya siklon tropis 'Frances' pada daerah/tempat yang dilalui siklon tersebut.

"Dampak ini bisa berupa angin kencang, hujan deras berjam-jam, bahkan berhari-hari yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir, gelombang tinggi, dan gelombang badai (storm surge)," ujarnya.

Kejadian di Kolbano, lanjut dia, adalah berupa gelombang tinggi, gelombang badai atau storm surge, yaitu naiknya tinggi muka laut seperti air pasang tinggi yang datang tiba-tiba.

(Baca juga: Hilang Kendali, Kapal Feri Tabrak Dermaga Pelabuhan)

 

Kompas TV Sebuah kapal penumpang terbakar di perairan Pulau Ayer, Kepulauan Seribu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com