Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Menteri Susi Bacakan Satu Per Satu SMS dari Nelayan

Kompas.com - 27/04/2017, 18:19 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

KUTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Susi Pudjiastuti membacakan pesan singkat yang diterimanya dari nelayan, baik via layanan SMS maupun Twitter, saat menggelar jumpa pers di Hotel Padma, Kuta, Bali, Kamis (27/4/2017).

Pesan-pesan tersebut berisi laporan nelayan bahwa masih banyak kapal ikan yang beroperasi dengan alat tangkap cantrang.

Beberapa pesan yang diterima antara lain berbunyi:

1. "..mereka sering menghadap Mentri...",
2. "..masih banyak yang bikin kapal cantrang...",
3. "..aparat selalu dibeli..",
4. "...kemarin ada operasi juga bocor, ga ada yang diperiksa...",
5. "... selama ada cantrang mereka ngomongnya besar...".

Dalam pesan tersebut, sejumlah pelapor juga mencantumkan nama pengguna kapal cantrang.

"Identitas pelapor tentu saya rahasiakan untuk keselamatan mereka," kata Susi.

Cantrang adalah alat penangkapan ikan yang bersifat aktif dengan pengoperasian di dasar atau menyentuh dasar perairan.

Pengoperasian cantrang berpotensi mengganggu dan merusak ekosistem substrat tempat tumbuhnya organisme atau jasad renik yang menjadi makanan ikan.

(Baca juga: Asisten Pribadi Menteri Susi yang Jadi Buah Bibir...)

Menurut Susi, penangkapan ikan menggunakan cantrang adalah ancaman bagi ketersediaan ikan pada masa depan. Pasalnya, hanya 46 persen hasil tangkapan cantrang berupa ikan besar yang memang ditargetkan.

Sisanya ikan kecil yang harga jualnya menjadi murah. Hasil tangkapan cantrang hanya dijual dengan harga rata-rata Rp 5.000 per kilogram.

"Konflik antar nelayan sering terjadi karena keberadaan kapal cantrang merusak pendapatan nelayan tradisional," kata Susi.

Susi telah menerbitkan Peraturan Mentri (Permen) No.2 tahun 2015. Target pengaturan adalah mewujudkan pemanfaatan sumber daya ikan yang bertanggung jawab, optimal, dan berkelanjutan.

Usaha ini bukannya tanpa hambatan. Menurut Susi, masih banyak mafia yang bermain di sektor perikanan.

"Terlalu banyak mafia berkeliaran, masing-masing bawa kepentingan masing-masing," ujar Susi.

(Baca juga: Menteri Susi Keliling Kolaka di Bak Mobil Pikap, Warga Histeris)

 

Kompas TV Susi Pudjiastuti memerangi penangkapan ikan ilegal digambarkan dalam sebuah komik di Jepang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com