Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Apel, Ribuan Warga NU Bantul Serukan Kebhinekaan dan NKRI

Kompas.com - 24/04/2017, 13:13 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan warga Nahdliyin di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, menggelar Istighotsah Kubro dalam rangka harlah ke-94 NU di lapangan Paseban, Pemkab Bantul, Senin (24/4/2017).

Dalam acara tersebut ditekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan pantauan, sejak pukul 07.00 WIB, ribuan orang dari berbagai penjuru Bantul dan beberapa perwakilan dari berbagai kabupaten/kota di DIY sudah berkumpul.

Apel akbar itu dimulai dengan pawai ribuan siswa dan santri NU dari Masjid Agung Bantul menuju Lapangan Paseban.

(baca: Ketua Umum MUI: Indonesia Itu Republik, Tak Perlu Lagi Bicara Khilafah)

Lantunan sholawat Nabi mengisi sela-sela acara yang diikuti peserta dari 17 Majelis Wakil Cabang (MWC) NU seluruh Kabupaten Bantul.

Ketua Tanfidiyah PCNU Bantul, Yasmuri menyampaikan, kegiatan ini untuk memperkuat jalinan persaudaraan antarumat, untuk mencegah perpecahan.

Menurut dia, NU memiliki tantangan yang lebih besar sebagai benteng pertahanan kesatuan bangsa. Sebab, upaya mengganti dasar negara Pancasila semakin hari semakin nampak.

"Kami punya tanggungjawab besar melindungi bangsa ini dari pergerakan intoleransi dan memecah kesatuan umat," katanya di sela acara.

Sementara itu, Rois Syuriah PCNU Bantul, KH Abdul Kholiq Syifa menambahkan, warga NU tetap mendukung pemerintah dalam menegakkan NKRI.

"(Acara ini) fungsinya kita Warga NU untuk tidak neko-neko dalam arti kata tidak intoleran, mendukung pemerintah dalam menegakkan NKRI dan Pancasila. Apalagi sekarang banyak gejala intoleransi. Warga kita, NU, menjunjung tinggi kebinekaan, NKRI dan Pancasila," tandasnya.

Dia mengakui akhir-akhir ini banyak aksi intoleransi yang muncul dari gerakan radikal. Pihaknya menolak pengantian Pancasila dan mendirikan Khalifah di Indonesia.

"Khalifah (Khilafah) kita menolak, bertentangan dengan Pancasila. Oleh karena itu, NU organisasai cinta Pancasila, dan tetap mempertahankan NKRI," serunya.

Bupati Bantul Suharsono mengatakan, pihaknya merangkul seluruh agama di Bantul untuk mewujudkan kedamaian dan persaudaraan sesama warga.

"Agama apapun di Bantul ini jangan terpecah belah, saling menghormati, menghargai antaragama. Agama semua baik, kita ciptakan kebersamaan kerukunan. Bhinneka Tungga Ika di Bantul tetap harus terjaga," kata dia.

Salah seorang warga kecamatan Dlingo, Riza, mengaku prihatin dengan adanya upaya memecah belah bangsa melalui isu SARA.

"Melalui gerakan ini saya berharap tidak ada perpecahan di negeri. Jangan sampai negara ini terkotak-kotak karena kepentingan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com