Tim Redaksi
KOMPAS.com – Setiap tahun, Hari Kartini diperingati pada 21 April. Macam-macam rupa peringatannya, kadang hanya berupa seremonial. Biasanya, dalam bentuk karnaval untuk anak-anak atau bagi-bagi bunga dan hadiah untuk para perempuan.
Setiap daerah juga memiliki kebiasaan yang memang unik setiap tahun, tetapi ada juga yang setiap tahun berusaha mencari aktivitas unik nan tidak biasa. Namun, selalu ada alasan di balik seremoni yang digelar.
Berikut ini 5 cerita seremonial peringatan Hari Kartini dari lima daerah dalam rangka peringatan Hari Kartini, Jumat (21/4/2017), yang dirangkum Kompas.com:
1. Jam masuk kerja PNS dimundurkan
Bupati Puput Tantriana Sari mengatakan bahwa dirinya mengambil kebijakan itu agar PNS pria bisa lebih punya waktu untuk sarapan dan mengantarkan anaknya ke sekolah.
“Untuk PNS wanita, dia punya banyak waktu untuk menunaikan tugasnya sebagai seorang ibu dan istri. Memasak, memandikan anak, dan membuatkan sarapan untuk keluarga. Menjadi istri solehah itu wajib dan didahulukan. Baru setelah itu bisa berkarier di luar rumah,” ucapnya saat menjadi inspektur upacara Hari Kartini di halaman Kantor Bupati, Jumat (21/4/2017),
Namun demikian, meski jam kerja mundur, ternyata jam istirahat kerja jadi dipangkas hanya menjadi 15 menit. Mereka lalu diperbolehkan pulang pada pukul 16.00 WIB.
Selain itu, jam masuk ini hanya khusus untuk mereka yang bekerja di SKPD atau PNS struktural. Kado ini tidak berlaku untuk bapak/ibu guru atau PNS fungsional.
2. Kartini "Baper"
Para polwan yang mengenakan kebaya membagikan suvenir.
“Temanya Kartini Modern itu Baper, yang artinya bawa perubahan, yaitu wanita Indonesia tetap memberikan perubahan untuk negeri,” kata Kasubbag Humas Polres Pemalang, AKP Lies, Jumat (21/4/2017).
Selain membagikan suvenir, para polwan juga membagikan ratusan nasi bungkus kepada para tukang becak.
Lies berharap, kegiatan tersebut semakin mendekatkan Polwan dengan masyarakat.