Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marsinah, Ibu yang Gendong Anak Disabilitas demi Menimba Ilmu Agama

Kompas.com - 21/04/2017, 14:30 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

 

Dalam sebulan, dia bisa 3 sampai 5 kali mendatangi majelis-majelis pengajian agama Islam ke luar desanya. Saking rajinnya, ustaz pengisi pengajian hafal dan kerap merindukan Oki jika tidak hadir.

"Kalau pas saya datang sendirin Pak Kiai suka nanyain Oki. Sampai orang gila di pinggir jalan saja hafal sama saya dan Oki, kalau saya nggak datang dia (orang gila) suka nanya kok saya kemarin nggak datang kenapa, ha-ha-ha," kata Mbok Nah tertawa sambil menatap Oki.

Bagi Mbok Nah, menghadiri pengajian adalah kegiatan yang menyenangkan meski harus bersusah-payah. Ia sejenak meninggalkan pekerjaannya mencari nafkah untuk menimba ilmu agama sebanyak mungkin.

Ia juga senang bisa bertemu dengan orang-orang baru dari berbagai daerah, yang sama-sama menghadiri pengajian tersebut. Setiap naik angkot, Mbok Nah menghabiskan ongkos antara Rp 10.000 - Rp 20.000 pulang pergi.

Meski fotonya viral di media sosial, Mbok Nah sama sekali tidak mengetahuinya. Ia tidak tahu bahwa ternyata ada orang yang memotretnya di jalan lalu diunggah di media sosial.

"Wah, saya tidak tahu (fotonya di Facebook). Kalau mau pengajian saya memang suka ajak dia, saya gendong karena dia kan tidak bisa jalan. Ta' gendong sampai pertigaan (pangkalan angkot) lalu naik angkot," ungkap Mbok Nah.

Ingin sekolah

Dahulu, kata Mbok Nah, dirinya kerap menggendong Oki ke mana pun pergi. Tapi seiring bertambahnya usia, badan Oki semakin berat. Tubuh Mbok Nah juga semakin lansia.

Sebetulnya, Oki memiliki kursi roda bantuan dari seorang dermawan. Hanya saja, kursi itu sudah rusak dan Oki tidak mau menggunakannya meski sudah diperbaikinya.

"Ada kursi roda tapi sudah rusak. Saya pernah memperbaikianya, roda dan tempat duduknya diganti kayu habis Rp 175.000, mahal sekali. Sekarang Oki malah nggak mau pakai karena takut jatuh," paparnya.

Menurut Mbok Nah, meski kondisinya berbeda dengan remaja pada umumnya, Oki bisa melakukan aktivitas sehari-hari kecuali berjalan jauh. Oki biasa membantunya memasak, mandi, atau sekadar menyapu lantai rumah.

Hati kecil Mbok Nah menginginkan Oki bisa sekolah seperti teman-teman sebayanya. Tapi apa daya, Mbok Nah kerap merasa rendah diri melihat kondisi tubuh Oki. Mbok Nah tidak tega jika di sekolah, Oki hanya akan menjadi bahan olok-olok.

"Sebetulnya ingin sekali Oki bisa sekolah, tapi gimana lagi, Oki juga tidak mau. Padahal Oki juga bisa berhitung, sedikit-sedikit membaca huruf, mainan Hp juga bisa," katanya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com