Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marsinah, Ibu yang Gendong Anak Disabilitas demi Menimba Ilmu Agama

Kompas.com - 21/04/2017, 14:30 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Dengan wajah riang, Oki Sinawati Solikhah membukakan pintu dan mempersilakan kami untuk masuk ke rumahnya. Namun kami memilih untuk duduk-duduk saja di teras rumahnya sembari menunggu ibunda Oki pulang dari ladang.

"Ibu masih di ladang, tunggu ya, sebentar lagi pulang," ujar remaja 14 tahun itu di depan pintu.

Kami harus berjongkok ketika berbicara dengan Oki. Sebab Oki tidak bisa berdiri. Kakinya hanya bisa bersila. Kalau berjalan, Oki menyeret kaki dan badannya di lantai.

Kami bertanya dengan Oki, apakah dia biasa sendiri di rumah jika bapak dan ibunya pergi ke sawah. Dengan lugas, Oki menjawab bahwa ia berani tinggal di rumah sendiri. Ia tidak kesulitan kalau harus mengambil makan atau menyalakan radio kegemarannya.

"Ya, sendiri. Kalau makan tinggal ambil saja karena sudah disiapkan ibu di meja," tuturnya tersenyum.

Tidak lama kemudian sang ibu, Marsinah (50), tiba di rumahnya yang terletak di Dusun Brojolepo 01, Desa Sukorejo, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu.

Mbok Nah, panggilan akrab Marsinah, bergegas meletakkan caping (topi anyaman bambu) di samping rumah, lalu mempersilakan kami duduk di dalam rumah. Kali ini kami masuk ke dalam rumahnya yang sederhana itu, kemudian berbincang dengan Mbok Nah.

Oki pun mengikuti langkah kami lalu duduk di lantai di dekat kursi yang diduduki ibunya. Namun, saat kami mulai berbincang, tiba-tiba Oki bergegas masuk ke kamarnya lalu mengecilkan volume radio yang sedari tadi terdengar cukup keras.

"Kalau pun boleh minta, siapapun tidak ingin memiliki anak seperti Oki. Tapi gusti Allah itu Maha Kuasa, kita harus menerimanya dengan ikhlas," tutur Mbok Nah mengawali perbincangan kami siang itu, Kamis (20/4/2017).

Mbok Nah menceritakan, anak bungsunya itu lahir 14 tahun lalu di rumah melalui pertolongan bidan. Semula, tidak ada yang berbeda selama kehamilan sampai Oki lahir. Kejanggalan terjadi ketiga Oki berusia 9 bulan. Usai imunisasi campak, badan Oki panas tinggi sampai kejang-kejang. Oki bayi terus rewel.

"Sejak itu Oki gampang sakit, rewel terus. Sudah saya bawa ke dokter, ke mana-mana, tapi tidak ada hasil. Bahkan lebih parah. Kakinya Oki tidak bisa digerakkan sendiri. Kalau kata dokter ada kelainan pada tulangnya," ujar Mbok Nah.

Sejak itu, Mbok Nah biasa menggendong Oki saat bepergian, terutama saat hendak menghadiri pengajian-pengajian di lain desa atau kecamatan bahkan luar kota.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com