BALIKPAPAN, KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) menginvestigasi kecelakaan kerja yang dialami pekerjanya, Max Sampingan dan Heriansyah. Kedua pekerja tersebut mengalami luka bakar serius akibat tersengat listrik di area kilang minyak Balikpapan.
“Kami masih lakukan investigasi mengapa kecelakaan itu bisa terjadi. Evaluasinya sedang berlangsung,” kata GM Renivery Unit V Pertamina, Yulian Dekri, seusai syukuran atas berhasilnya turn around (TA) Kilang Balikpapan II, Senin (17/4/2017).
(Baca juga: Jatuh ke Bak, 4 Pekerja Pertamina Tewas)
Dekri menjelaskan, kecelakaan terjadi saat berlangsungnya proses TA, Jumat (7/4/2017). TA merupakan perawatan berkala seluruh mesin produksi untuk menjaga performa produksi.
Kecelakaan terjadi di salah satu ruang substation, semacam gardu induk listrik. Substation ini menghubungkan powerplan (pusat tenaga) dengan sebuah kluster pabrik.
Karyawan maupun pekerja tidak diperkenankan masuk ke gardu ini seorang diri. Dekri meyakini seluruh pekerja mengikuti aturan main dan mengutamakan standar keselamatan.
“Bahkan setiap pekerja di ketinggian harus medical check up, agar diketahui fit atau tidak. Kita menghindari kecelakaan,” ucapnya.
(Baca juga: Pertamina: Ada Tangki Terbakar di Kilang Minyak Cilacap)
Namun tragedi terjadi saat kedua pekerja bagian listrik ini bekerja. Keduanya dikejutkan percikan listrik dan menyengat mereka. Keduanya langsung dilarikan ke rumah sakit. Henriansyah bisa pulang setelah enam jam perawatan.
Sedangkan Max mengalami luka bakar serius dari tangan hingga leher. Untuk mendapatkan perawatan intensif, ia pun dilarikan ke salah satu rumah sakit di Jakarta.
"Ini dilakukan karena Pertamina tidak memiliki burn unit untuk menangani korban kebakaran. Selain itu, korban luka bakar rentan terkena infeksi. Karenanya, korban segera dilarikan ke rumah sakit Jakarta," imbuhnya.
Keterangan ini, sambung Dekri, sekaligus menepis rumor bahwa terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan satu pekerja tewas akibat luka bakar dan satu lagi luka parah. "Jadi tidak benar kabar seperti ini," tuturnya.
(Baca juga: Kilang Pertamina Terbakar, Alarm Tak Berbunyi)
Dekri menjelaskan, meski diwarnai kecelakaan kerja, TA dianggap berhasil. Itu dibuktikan dengan ketepatan waktu penyelesaian, sesuai budget, tidak terjadi kebakaran besar, tidak menimbulkan korban jiwa, serta memenuhi kualitas yang diharapkan.
“Pertamina berhasil melaksanakan TA sesuai jadwal. Kilang kembali beroperasi sejak kemarin,” tutupnya.