Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Gereja Jago, Bupati Semarang Minta Anggaran untuk Tim Pengendali Konflik Sosial

Kompas.com - 17/04/2017, 09:05 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Bupati Semarang Mundjirin prihatin atas teror yang tejadi di Gereja Jago Ambarawa menjelang Misa Kamis Putih, Kamis (14/4/2017) lalu. Upaya antisipasi kemungkinan terjadinya aksi teror, kata Mundjirin, telah dilakukan bersama-sama dengan pihak kepolisian, namun ternyata masih lolos.

"(pelaku) orangnya sama kayak kita, sehingga susah mendeteksi sebelumnya," kata Mundjirin, Minggu (16/4/2017) malam.

Kendati telah terjadi insiden ledakan di Gereja Jago, Mundjirin yakin bahwa jajaran kepolisian dan Tim Penanggulangan Konflik Sosial (T-PKS) yang telah dibentuk oleh Pemkab Semarang bersama polisi sudah bekerja dengan maksimal.

Untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan upaya deteksi dini tersebut, ia akan mengusulkan anggaran ke Legislatif untuk mendukung kegiatan yang dilakukan T-PKS Kabupaten Semarang.

"Selama ini Kesbangpol sudah melakukan berkoordinasi dengan Polri dan TNI. Tapi kalau bekerja tanpa ada pendanaan susah, meski sekadar untuk beli bensin tetap harus ada anggarannya," ucapnya.

Baca juga: Polri Sebut Ledakan di Gereja Jago Ambarawa dari Petasan Botol

Sekedar diketahui, pada pertengahan November 2016 Pemerintah Kabupaten Semarang dan Polres Semarang membentuk Tim Penanggulangan Konflik Sosial (T PKS). Tim ini beranggotakan unsur musyawarah pimpinan daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, serta organisasi kemasyarakatan-keagamaan.

Tugasnya mendeteksi, meminimalisasi, serta menyelesaikan permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat yang berpotensi menimbulkan konflik sosial. T-PKS ini diketuai langsung oleh Bupati Semarang Mundjirin.

Saat itu Mundjirin mengatakan, perlu adanya sikap tanggap atas gejolak-gejolak yang akan muncul di wilayah Kabupaten Semarang sehingga bisa diatasi sejak dini.

Hal itu diperlukan agar tidak muncul permasalahan yang lebih besar yang dapat menimbulkan perpecahan maupun kerusakan tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

"Kita harus tahu bahwa situasi seperti ini kadang-kadang ada orang yang memanfaatkan. Ayo, bersama-sama jaga diri kita masing-masing," ujarnya.

Seperti diketahui ledakan terjadi di Gereja Jago di Jalan Mgr Sugiyapranata, Ambarawa, Jawa Tengah, Kamis (13/4/2017) sekitar pukul 14.00 WIB.

Dari lokasi kejadian ditemukan lima botol kratingdaeng dua di antaranya sudah pecah, 16 buah petasan kembang api pecah, satu pasang sandal kulit warna hitam, satu buah topi rimba warna hitam, satu buah serbet makan, satu buah handuk kecil, satu buah korek api warna hijau.

Namun Kapolres Semarang AKBP Thirdy Hadmiarso membantah insiden ledakan menjelang misa Kamis Putih tersebut berkaitan dengan aksi terorisme.

"Tolong dicatat, jangan dikaitkan dengan aksi teroris yang marak akhir-akhir ini. Pihak keluarga dan RT setempat membenarkan pelaku beberapa kali keluar masuk rumah sakit jiwa," kata Thirdy. 

Baca juga: Bupati Semarang: Orang Gila Kok Bisa Bikin Bom Molotov...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com