Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengketa Tanah Berujung Maut, Satu Warga Tewas Dianiaya

Kompas.com - 11/04/2017, 12:42 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Subhan Marasabessy, warga Dusun Batu Koneng, Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon, tewas mengenaskan setelah dianiaya sejumlah warga tak jauh dari lahan sengketa di dusun tersebut, Selasa (11/4/2017) siang.

Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, korban dianiaya setelah dia melarang puluhan pemuda dari salah satu desa di Kecamatan Leihitu saat memasang spanduk larangan membangun di atas tanah yang disengketakan di dusun itu sekitar pukul 11.30 WIT.

Baca juga: Sengketa Tanah, Oknum Polisi Ini Ancam Saudaranya dengan Lepas Tembakan

Saat itu, korban dan puluhan warga tersebut sempat terlibat adu mulut. Kemudian korban dianiaya hingga tersungkur jatuh.

“Sempat terjadi adu mulut sebelum korban dianiaya. Dia (korban) dipukul dengan batu di bagian kepala hingga terjatuh,” kata warga setempat yang enggan menyebutkan identitasnya kepada Kompas.com di lokasi kejadian.

Pantauan di lapangan, sebuah mobil pribadi milik warga juga ikut dirusak massa. Sementara lokasi terjadinya aksi penganiayaan telah dipasang garis polisi.

Untuk mencegah terjadinya bentrok warga, puluhan personie Polres Pulau Ambon bersenjata lengkap dan aparat TNI masih bersiaga di lokasi kejadian.

Kepala Bagian Ops Polres Pulau Ambon, Kompol Bachtiar Hehanussa kepada waratwan di lokasi kejadian membenarkan Marasabessy dianiaya hingga tewas oleh sejumlah warga yang mengklaim sebagai pemilik sah lahan yang disengketakan di dusun tersebut.

“Barusan dapat laporan korban sudah meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke rumah sakit. Saat ini jenazah akan dibawa ke sini di rumah duka,” katanya.

Baca juga: Rapat Sengketa Tanah Dimulai, Seorang Kades Malah Kabur

Selain korban tewas, tiga warga Dusun Batu Koneng yang diduga menentang pemasangan tanda larangan membangun di atas tanah yang disengketakan itu juga mengalami luka-luka. Mereka saat ini masih dirawat di rumah sakit.

“Ada tiga warga di sini juga yang mengalami luka-luka,” ujarnya.

Kompas TV Minggu (19/2), video amatir ini merekam peristiwa penolakan warga Bara-Baraya, Makassar terhadap anggota TNI yang memberikan surat peringatan untuk pengosongan rumah. Sengketa lahan ini sudah berlangsung lama. TNI meminta agar warga sipil yang menghuni asrama TNI segera mengosongkan rumahnya. Namun, warga mengklaim telah memiliki dokumen lengkap, seperti akta jual beli. Mereka berencana menggelar unjuk rasa untuk memperjuangkan hak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com