MALANG, KOMPAS.com - Sejumlah pengemudi angkutan online mendatangi Polres Malang Kota. Mereka melaporkan aksi pemerasan dan kekerasan yang dialaminya akhir-akhir ini.
Sekretaris Forum Komunikasi Transportasi Online se-Malang Raya, Attabik Zuhni mengatakan, dalam seminggu ini, terdapat lima kasus kekerasan dan pemerasan terhadap sopir angkutan online.
"Mulai seminggu yang lalu. Lima kali pemalakan dan kekerasan," ujarnya, Senin (10/4/2017).
Attabik menjelaskan, pemalakan terhadap sopir taksi online sering terjadi di kawasan mall Sarinah. Menurutnya, sopir taksi online yang beroperasi di lokasi itu ditarik uang antara Rp 50.000 hingga Rp 200.000.
(Baca juga: Ratusan Sopir Angkot dan Taksi Demo Tolak Angkutan Umum "Online")
Terakhir, aksi kekerasan yang dialami sopir angkutan online pada Senin (10/4/2017) dini hari. Saat itu, sejumlah sopir angkutan online kumpul di kawasan Digital Lounge (Dilo) Kota Malang. Kemudian, puluhan orang datang membubarkan kumpulan tersebut.
"Kita kumpul. Tiba-tiba ada pengeroyokan," tutur Nur Hadi, salah satu korban dalam kejadian itu.
Tidak hanya itu, sekelompok orang tak dikenal itu juga merusak lima mobil milik sopir angkutan online. Sesaat setelahnya, para sopir angkutan online melaporkan kejadian itu ke Polres Malang Kota.
(Baca juga: Konflik Angkutan Konvensional dan Online di Malang Sulit Diatasi)
Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Heru Dwi Purnomo mengaku masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu. "Masih dalam proses penyelidikan dan mendatangi TKP," katanya.