Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Tak Percaya Anaknya Disebut Terduga Teroris yang Tewas di Tuban

Kompas.com - 09/04/2017, 17:23 WIB
Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com - Wid, orangtua dari Yudistira Rostriprayogi (19), salah satu terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan polisi di Tuban, Jawa Timur, mengaku belum mendapatkan kabar secara pasti tentang kematian anaknya.

Warga Kendal, Jawa Tengah, ini mengaku bahwa anaknya baru tiga hari lalu pamit pergi mengikuti seminar di Malang. Oleh karena itu, dia tak yakin bahwa anaknya meninggal dunia dalam baku tembak dengan polisi.

“Anak saya memang senang ikut seminar dan mengisi pengajian. Katanya, untuk menambah ilmu pengetahuan. Jadi saya kurang percaya kalau anak saya sampai begitu,” kata Wid, Minggu (9/4/2017) siang.

Wid menjelaskan, sejak SMP hingga SMA, anak pertamanya itu bersekolah sambil belajar agama di pondok pesantren. Setelah lulus pada tahun 2016, dia menikahi ZA. Keduanya sama-sama bekerja sebagai guru ngaji di Ponpes Baitul Ikhsan Batang.

Bersama istri, Yudistira, tinggal di pondok dan pada hari Jumat pulang ke rumah. Mereka kembali pondok setiap Senin pagi.

Selain bekerja sebagai guru ngaji di pondok, menurut Wid, anaknya juga bisnis jual beli komputer. Beberapa hari lalu, laptop dagangannya yang akan dikirim ke Medan sempat dikembalikan.

“Ternyata saat kirim, baterai laptop seharusnya dilepas, tapi tidak dilepas. Akhirnya tidak bisa dikirim, karena alarmnya berbunyi,” tuturnya.

(Baca juga: Salah Satu Terduga Teroris Tinggal di Kampung Toleran di Semarang)

Wid mengaku, selama di rumah, anaknya tidak pernah menunjukkan tingkah laku yang ganjil. Dia juga sering bercelana jins meskipun kadang memakai celana congkrang.

“Setiap malam Minggu, dia mengisi pengajian di Weleri. Materinya cara membaca Al Quran yang baik dan benar,“ tambah Wid.

ZA (21), istri Yudistira, menuturkan bahwa dirinya juga belum menerima kabar mengenai suaminya yang disebut tewas dalam baku tembak di Tuban.

Perempuan bercadar ini mengatakan, terakhir kali bertemu, suaminya pamit mengikuti seminar di Malang selama sebulan.

“Belum dapat kabar apa-apa dari polisi atau pihak desa,” kata ZA.

Ibu dari AA (1) mengaku, suaminya berangkat sendiri ke Malang sejak hari Kamis (6/4/2017). Mereka terakhir kali berkomunikasi pada Jumat malam.

“Ada yang menanyakan kebenaran kabar itu, tapi saya belum bisa jawab,” ujarnya.

Ketua RT 01 RW 6 Desa Cepokomulyo Kecamatan Gemuh Kendal, Solikhin, mengatakan, keluarga Yudistira bukan tipe keluarga yang menutup diri. Ibunya adalah seorang bidan danayahnya merupakan guru sekolah dasar.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com