Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Pembongkaran, Pedagang Pasar Merjosari Bentangkan Bendera Merah Putih

Kompas.com - 06/04/2017, 13:54 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Pembongkaran Pasar Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, mendapat perlawanan dari sejumlah pedagang, Kamis (6/4/2017).

Para pedagang yang menolak pembongkaran itu menghadang petugas dengan membentangkan bendera merah putih sepanjang sekitar 7 meter.

"Biarkan kantornya (kantor pasar) dibongkar. Tapi kalau pasarnya jangan," teriak salah seorang pedagang.

Baca juga: Akan Ada Jembatan Kaca di Kampung Warna-warni Malang

Sempat terjadi kericuhan antara pedagang dengan petugas yang ingin membongkar pasar itu. Namun akhirnya kericuhan itu bisa diurai dengan hadirnya sejumlah personel pengamanan.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang, Wahyu Setianto mengatakan, pembongkaran itu akan dilakukan secara bertahap sambil melakukan sosialisasi kepada para pedagang di pasar itu.

"(Bangunan yang dibongkar, red) yang kosong-kosong, terutama yang kantor pasar itu harus segera dieksekusi. Sambil kita memberikan sosialisasi kepada pedagang yang siap untuk segara pindah," katanya.

Menurutnya, Pasar Merjosari merupakan pasar penampungan saat Pasar Dinoyo direnovasi. Oleh karenanya, pihaknya meminta kepada para pedagang untuk kembali menempati Pasar Dinoyo.

Sementara lahan yang menjadi Pasar Merjosari akan dikembalikan seusai dengan peruntukannya, yaitu sebagai ruang terbuka hijau (RTH).

"Kita sudah sosialisasi. Sudah memberikan gambaran, arahan bahwa ini sudah tidak menjadi pasar tradisional Merjosari. Yang jelas lahan ini akan segera dipakai untuk kepentingan pemkot, untuk kepentingan masyarakat," katanya.

Tidak hanya itu, warga di sekitar Pasar Merjosari juga menghendaki pasar itu dibongkar karena kerap menyebabkan bau.

"Yang penting lagi warga masyarakat sini sudah tidak menghendaki adanya pasar. Karena masalah bau sampah dan macam-macam," ungkapnya.

Menurutnya, ada sekitar 700 pedagang yang sudah bersedia direlokasi. Sementara sekitar 600 pedagang lainnya masih menolak. Pedagang yang menolak itu berstatus pedagang kaki lima (PKL) atau pedagang yang tidak memiliki lapak.

"Khusus untuk PKL kita imbau, di sana (Pasar Dinoyo) ada tempat dengan catatan harus beli," jelasnya.

Kapolres Malang Kota AKBP Hoiruddin Hasibuan mengatakan, total ada 500 personel keamanan yang dikerahkan. Terdiri dari personel kepolisian sebanyak 300 orang, sementara sisanya dari TNI, Satpol PP dan Pengawas Ketertiban (Wastib) Pasar.

"Kita pendekatan persuasif yang diutamakan. Karena masyarakat ini juga teman. Hanya kebetulan berbeda pendapat saja," katanya.

Baca juga: Puting Beliung Rusak 192 Rumah di Malang

Hingga saat ini, personel keamanan masih berjaga di lokasi pembongkaran. Sempat terjadi kericuhan susulan saat petugas berusaha mendirikan tenda di tengah lahan pembongkaran. Namun kericuhan itu bisa diurai.

Kompas TV Antisipasi Lonjakan Harga, Pemerintah Patok Harga Pokok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com