Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2017, 21:07 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Para alumni SMA Taruna Nusantara mengaku prihatin atas kasus pembunuhan yang terjadi di sekolahnya. Karena itu, beberapa alumni sengaja "turun gunung" untuk membantu proses pemulihan psikologi adik-adiknya. 

Fanti Saktini, koordinator tim pendampingan dan pemulihan, mengaku terpanggil melihat kondisi psikologis adik angkatannya pasca-pembunuhan yang terjadi pada Jumat (31/3/2017) itu.

Dokter dari Rumah Sakit Nasional Diponegoro ini mengatakan, dukungan moril sangat dibutuhkan siswa saat ini.

"Sebagai alumni, kami tentu kaget mendengar kabar kasus ini. Maka kami turun gunung mencoba membantu adik-adik sesuai profesi kami masing-masing, salah satunya dari sisi kesehatan mental atau psikologi mereka," ujar Fanti, di sela-sela kegiatan trauma healing di SMA Taruna Nusantara, Selasa (4/4/2017).

(Baca juga: Ini Motif Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara)

 

Fanti menjelaskan, tim yang dibentuk Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara) ini terdiri dari guru, pamong, dan psikolog.

Beberapa profesional bidang psikologi dan kesehatan juga terlibat, diantaranya dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Lembaga Psikologi Terapi Universitas Indonesia, RSJ Prof Dr Soerojo Magelang dan RSUP Dr Karyadi Semarang.

 

"Kami berkolaborasi dengan guru dan pamong, menampung keluhan siswa terkait masalah ini. Kalau ada yang butuh penanganan lebih lanjut, kami siap memfasilitasi. Terutama untuk teman-teman yang tinggal satu graha dengan korban," ungkapnya.

Fanti mengungkapkan, apa yang dilakukan para alumni merupakan bentuk terima kasih mereka pada almamater. "Dari sekolah ini kami dididik dan menimba ilmu. Dari sekolah ini lah kami bisa mendapatkan apa yang kami dapatkan sekarang," tuturnya.

(Baca juga: Tersangka Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara Terobsesi Film "Rambo")

 

Azzahra Jelita, siswa kelas 11 SMA Taruna Nusantara mengaku kondisinya dan teman-temannya berangsur pulih. Siswa asal Karanganyar ini mengaku sempat terkejut dan cemas atas kejadian yang baru pertama terjadi di sekolah ini.

"Beberapa hari setelah kejadian kami memang merasa tegang, tapi sekarang sudah stabil. Kami cepat beradaptasi, menyesuaikan keadaan dan memulihkan perasaan kami sendiri," ucapnya.

Siswa lainnya, Belly Ali, asal Jakarta juga mengatakan sempat merasa takut dan sangat sedih kehilangan dua sahabatnya. Namun berkat bantuan para pamong, guru, psikiater dan kawan-kawannya semua keadaan telah berubah kondusif seperti sedia kala.

"Perasaan down itu kini justru menjadi semangat baru. Kejadian kemarin adalah kecelakaan sekaligus teguran bagi kami agar ke depan kami lebih baik lagi. Kami banyak diskusi dengan pamong dan kawan-kawan untuk memulihkan perasaan kami," paparnya.

(Baca juga: SMA Taruna Nusantara Lakukan "Trauma Healing" Para Siswa)

 

Belly tidak memungkiri orangtuanya sangat khawatir atas tragedi yang terjadi di kamar 2B graha 17 itu. Beruntung Belly segera dapat menghubungi orang tuanya melalui telepon dan memastikan bahwa keadaannya di SMA Taruna Nusantara baik-baik saja.

"Sabtu dan Minggu kami diperbolehkan mengakses telepon. Kami dihubungi orangtua, kami berusaha tegar, menjelaskan yang sebenarnya terjadi, agar mereka juga tidak khawatir terhadap kami di sini," tegas remaja yang bercita-cita menjadi penerbang ini. 

Kompas TV SMA Taruna Nusantara Perketat Pengamanan Sekolah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com