Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Rawan Tersesat Setelah Turun dari Puncak Mahameru

Kompas.com - 04/04/2017, 20:15 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Jawa Timur mencatat, banyak pendaki yang tersesat dan hilang di Gunung Semeru karena hilang arah saat menuruni Puncak Mahameru menuju Kalimati, pos terakhir sebelum puncak.

Kepala Bidang Wilayah 2 TNBTS, Achmad Susjoto mengatakan, pendaki di lokasi ini akan merasa kecapekan dan bisa kehilangan konsentrasi.

"Penyebab pendaki tersesat itu pertama karena capek. Ketika sudah mulai capek, dia melihat seperti fatamorgana. Yang bukan jalurnya akhirnya dilalui," ujar Achmad, di Kantor TNBTS, Kota Malang, Selasa (4/4/2017).

(Baca juga: Mulai Besok, Jalur Pendakian Gunung Semeru Dibuka Kembali)

Karenanya, untuk meminimalisir pendaki tersesat, pihaknya sudah manambah rambu-rambu di Pos Kalimati. "Kami bersama teman - teman sudah menambah rambu-rambu. Kalau masih ada yang tersesat itu human error," tuturnya.

Selain itu, pihakya melakukan pelatihan SAR terhadap 50 anggota tim advance yang dibentuk TNBTS. Tujuannya, untuk mengevakuasi pendaki yang bermasalah di tengah pendakian sebelum open SAR dilakukan.

"Jadi ketika ada laporan hilang, tim advance kami akan melakukan proses pencarian awal," katanya.

(Baca juga: Sempat Hilang dan Tersesat, 3 Pendaki Gunung Semeru Ditemukan Selamat)

 

Pihaknya juga akan melakukan rehabilitasi terhadap sejumlah posko di sejumlah pos untuk kenyamanan pendaki. "Dalam tahun ini kita mau rehab beberapa pos," jelasnya.

Kepala TNBTS, John Kenedie berharap, tidak ada lagi pendaki yang tersesat dan hilang di Gunung Semeru. "Ke depan diharapkan tidak ada lagi musibah hilang dan sebagainya," katanya.

Berita sebelumnya, TNBTS resmi membuka jalur pendakian Gunung Semeru pada Rabu (5/4/2017) besok setelah tiga bulan ditutup untuk memulihkan ekosistem. 

(Baca juga: Lagi, Seorang Pendaki Meninggal di Gunung Semeru)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com