Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nunukan Dapat Banjir Kiriman dari Malaysia, Pemerintah Diminta Protes

Kompas.com - 04/04/2017, 11:22 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN,KOMPAS.com - Anggota DPRD Nunukan mendesak pemerintah Indonesia melayangkan protes kepada Pemerintah Malaysia terhadap banjir setiap tahun yang merendam beberapa kecamatan di wilayah wilayah pwerbatasan.

Anggota Komisi I DPRD Nunukan Karel Sompoton mengatakan, pemerintah pusat harusnya mendesak kepada Negara Malaysia untuk mempertanyakan kompensasi terhadap bencana banjir kiriman dari Malaysia tersebut.

“Contoh kalau ada kebakaran di Riau. Negara Singapura atau Malaysia protes. Ini bencana kiriman dari Sabah Malaysia, ini bagaimana bentuk protes kita? Bentuk kompensasinya apa?” ujarnya Selasa (04/04/2017).

Sungai Sembakung yang berhulu di 4 kota besar di negara bagian Sabah Malaysia selain sebagai satu satunya jalur transportasi bagi warga perbatasan menuju kota kabupaten, juga digunakan warga untuk kebutuhan minum serta mandi dan mencuci.

Baca juga: 6 Desa di Sembakung Masih Terendam Banjir, Warga Belum Dapat Bantuan

Meluapnya aliran Sungai Sembakung dikarenakan banjir kiriman dari Malaysia membuat warga di 4 Kecamatan di Nunukan kesulitan mencari air bersih.

“Kompensasi ini apakah dia bikin kerjasama antar negara dengan pipanisasi setiap desa disini, karena selama ini orang disini mengambil air disungai ini,” sebutnya.

Sebelumnya 4 hari terakhir ratusan rumah warga di 4 kecamatan terendam banjir kiriman dari Malaysia. Sungai Sembakung mewuap karena tingginya curah hujan di hulu sungai Sembakung.

Selain ratusan rumah terendam, ribuan hektar swah warga juga menjadi korban banjir. Kerugian di 4 kecamatan yang terendam banjir diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

"Kita buka sawah Kalampising 500 hektar tahun 2008/2009 anggarannya Rp 28 miliar, orang tanam padi, banjir hantam lagi. Apa hasilnya percetakan sawah?" sebut Karel.

Baca juga: Hujan Deras di Malaysia, Ratusan Rumah di Indonesia Terendam Banjir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com