Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Siswa SMA Taruna Nusantara Sangat Tenang Selama Reka Ulang

Kompas.com - 03/04/2017, 21:08 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Tersangka pembunuhan Kresna Wahyu Nurachmad (15), siswa SMA Taruna Nusantara Magelang dinilai sangat tenang selama menjalani proses reka ulang pembunuhan yang dilakukannya.

Tersangka berinisial AMR itu bersikap biasa saja seolah tidak ada penyesalan. Bahkan, remaja 16 tahun itu tidak mengenakan baju tahanan dan enggan mengenakan sebo atau penutup kepala. Hal itu diungkapkan Kepala Humas SMA Taruna Nusantara Magelang Cecep Iskandar yang turut mendampingi tersangka selama proses reka ulang, Senin (3/4/2017). Awak media sendiri tidak diperbolehkan menyaksikan reka ulang yang digelar di Carrefour dan SMA Taruna Nusantara itu.

"Selama rekonstruksi, tersangka terlihat sangat tenang, biasa saja, saya juga tidak tahu secara pasti, tapi seperti tidak ada penyesalan. Bahkan saat diminta pakai penutup kepala dia tidak mau," ujar Cecep, Senin siang.

(Baca juga: Ini Motif Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara)

Cecep menjelaskan sedikitnya ada 64 adegan yang diperagakan tersangka, baik di Carrefour dan di barak tepanya di kamar 2B graha 17 SMA Taruna Nusantara. Sebagian besar adegan digelar di barak dan kamar mandi.

"Adegan dimulai saat dia (AMR) keluar kampus, masuk kampus lagi, dia mengikuti kegiatan pengarahan terakhir, siswa tidur, dia juga tidur lalu malam hari (Kamis, 30 April 2017) dia pindah di tempat tidur kawannya dan seterusnya sampai kejadian itu dilakukan dia," ungkap Cecep.

(Baca juga: Ada 78 Adegan dalam Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara)

Reka ulang di komplek SMA yang terletak di Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang itu digelar sekitar 1 jam. Cecep menyebut, sebanyak 13 siswa dan dua pamong juga turut dilibatkan dalam proses ini.

Dari total 13 siswa itu, empat di antaranya menjadi saksi saat reka ulang kejadian di supermarket atau sekitar 2 kilometer dari sekolah tersebut.

"Kami meyakini, mereka yang menjadi saksi, tidak tahu apa-apa dan tidak berkontribusi dalam kejadian ini," ucapnya.

Kurang berprestasi

Cecep menuturkan, tersangka memiliki karakter pendiam namun kurang berprestasi di bidang akademik dibanding kawan-kawan lainnya. Tersangka juga seringkali susah dibangunkan untuk menunaikan ibadah shalat subuh dan olahraga pagi.

"Dia jurusan IPA, di kelas ada 37 siswa dan dia rangking lima dari bawah. Lalu susah dibangunkan kalau waktunya shalat dan olahraga, kadang harus diperciki air," tutur Cecep.

Berdasarkan catatan, ada beberapa pelanggaran yang pernah dilakukan putra seorang purnawirawan TNI itu. Selain soal pencurian uang milik teman dan menggunakan ponsel di luar jadwal.

"Pelanggaran terakhir, ia kepergok mencairkan uang tabungan sebesar Rp 500.000 milik temannya di salah satu bank dengan cara mengambil buku tabungan dan memalsukan tanda tangan," tuturnya.

(Baca juga: Pelaku Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara Beli Pisau di Supermarket)

Sebelumnya diberitakan, Kresna Wahyu Nurachmad (15), siswa kelas 10 SMA Taruna Nusantara, asal Jalan Sumarsana, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung diduga dibunuh oleh tersangka AMR (16) yang tidak lain ada teman satu barak, Jumat (31/3/2017) sekitar pukul 03.30 WIB.

Tersangka yang sakit hati lantaran tepergok mencuri itu menusuk leher korban dengan pisau hingga korban kehabisan darah. Saat itu korban sedang tidur pulas di kamar 2B graha 17 komplek SMA Taruna Nusantara.

(Baca juga: Tersangka Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara Terobsesi Film "Rambo")

 

Kompas TV Rekonstruksi Kasus Pembunuhan SMA Taruna

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com