Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipanah Saat Pulang Doa Bersama, Pelajar di Cirebon Ini Tak Bisa Ikut Ujian Nasional

Kompas.com - 01/04/2017, 16:47 WIB
Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com – Nasib nahas menimpa Gerry, salah satu pelajar SMK Bakti Persada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Dia terpaksa terbaring di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun, setelah panah rakitan kayu dan paku berkarat, menancap tepat di keningnya.

Korban yang merupakan siswa kelas 3 ini terpaksa tidak dapat mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Senin lusa.

Putra dari orang tua bernama Surya itu tampak lemah berbaring di kasur salah satu ruang RS Arjawinangun. Perban tebal menempel di keningnya yang menyambung slang kecil berisi darah. Sementara tangan kirinya tersambung dengan selang infus.

Surya, bapak kandung korban, menceritakan, kejadian bermula saat Gerry pulang sekolah usai mengikuti kegiatan istigasah atau doa bersama menjelang ujian Senin lusa.

Dia turun dari angkutan umum di Desa Tegal Karang, Kecamatan Palimanan, Jumat siang. Tiba-tiba, dua pemuda berpakaian seragam sekolah, helm, dan juga slayer di muka mendekati Gerry. Seseorang langsung melepaskan panah.

Gerry tak dapat menghindar dan anak panah yang berbahan kayu dan berujung paku berkarat menancap tepat di bagian kening. Gerry langsung terjatuh dan langsung dibawa ke rumah sakit oleh warga sekitar.

“Gerry sedang sendiri. Mereka dua orang, memanah dari jarak dekat. Ciri-ciri motornya, Mio warna hitam, dan bagian depan tidak ada sayapnya,” sebutnya saat ditemui di ruang rawat.

Menurut dia, Gerry tidak memiliki masalah dengan teman atau orang lain.

Surya mengatakan, akibat peristiwa itu Gerry tidak dapat ikut Ujian Nasional yang akan berlangsung Senin lusa. Pihak sekolah, sebut dia, juga tidak dapat ke rumah sakit karena Ujian Berbasis Komputer dengan sistem satu server.

Baca juga: Metode Pelaksanaan Ujian Nasional Dinilai Perlu Disempurnakan

Dokter Ahmad Rifai, salah satu dokter yang menangani pertama mengungkapkan paku menembus bagian luar dan masuk ke bagian otak bagian kanan sekitar satu centimeter.

“Tentu bahaya, otak kan pusat segalanya. Karena pakunya juga karatan, dan ini bisa jadi sumber infeksi,” ungkap Rifai.

Bambang, Wakil Direktur RSUD Arjawinangun, menambahkan beberapa saat setelah kejadian korban tiba sudah tiba di UGD. Pihaknya langsung mengambil sejumlah tindakan untuk menyelamatkan nyawa korban.

“Berdasarkan hasil operasi, ada benda asing menembus talaon tengkorak sampai ke otak. Paku yang berkarat sangat beresiko, yang paling mungkin terkena radang otak atau meningitis di otak kanan, dan menembus selaput otak. Tapi mudah-mudahan tidak ada yang terganggu dan serius,” ucapnya.

Baca juga: Ini Kronologi Aksi Klitih di Yogyakarta yang Tewaskan Pelajar SMP

Pihak dokter akan terus mengawasi perkembangan otak korban sehingga tidak ada yang berakibat fatal dan kembali normal. Dia menjaga agar organ-organ atau fungsi otak yang rusak.

Sementara itu, Kompol Yana Mulyana, Kapolsek Gempol Polres Cirebon, langsung mendatangi korban dan keluarga di RSUD Arjawinangun. Dia bersama sejumlah anggota meminta keterangan untuk bahan pendalaman dan pengungkapan kasus.

“Kita sudah berkoordinasi, meminta keterangan korban, dan juga saksi-saksi. Kami akan telusuri dan kembangkan kasus ini,” kata Yana.

Baca juga: JPPI Desak Mendikbud Hapus Saja Ujian Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com