Polisi: Ledakan di Tugu Bundaran Poso Adalah Bom Rakitan Jenis Paralon

POSO, KOMPAS.com - Kepolisian Resort Poso, Sulawesi Tengah memastikan ledakan keras yang terjadi di Poso pada Jumat pagi kemarin (31/3/2017) berasal dari bom rakitan jenis plastik atau paralon.

Kepastian ledakan tersebut diperoleh polisi berdasarkan kesimpulan akhir dari hasil uji tim Labfor Polda Sulteng pada Sabtu (1/4/2017) setelah meneliti seluruh jenis material serpihan ledakan yang diamankan dari lokasi ledakan di Tugu Bundaran Poso Kota.

Kapolres Poso AKBP Bogiek Sugiyarto dalam keterangannya menjelaskan bom rakitan itu dibuat dalam bentuk casing pipa paralon berdiameter 5,5 centimeter dengan panjang 12 sentimeter.

Menurutnya, temuan bom rakitan jenis paralon yang diamankan petugas dari lokasi ledakan saat gelar TKP merupakan bom rakitan jenis lama, sama jenisnya dengan beberapa bom rakitan lainnya seperti bom lontong.

"Dari hasil penyelidikan tim Labfor, ledakan di tugu bundaran Poso adalah bom rakitan jenis paralon dan sering ditemukan di Poso," ungkap Sugiyarto.

Dijelaskan lebih jauh, bom rakitan jenis paralon yang meledak dan tidak menimbulkan kerusakan dan korban jiwa itu dikategorikan sebagai bom low explosive atau berdaya ledak rendah.

Baca: Kejar Pelaku Bom Paralon di Poso, Polisi Memetakan Jaringan

Diakui Sugiyarto,meskipun berdaya ledak rendah, bom itu tetap dapat melukai bila ketika meledak dekat dengan masyarakat, mengingat getaran dan suara ledakan cukup tinggi .

"Meskipun tergolong low explosive atau berdaya ledak rendah, kalau lokasi ledakannya berasa di kerumunan warga atau tempat ramai, pasti bisa menimbulkan korban. Beruntungnya saat ledakan terjadi situasi Jalan Pulau Sumatera masih sepi," jelasnya.

Pihak Kepolisian sendiri kini masih melakukan penyelidikan untuk memburu pelaku peledakan yang masih misterius. Belum diketahui motif di balik peledakan tersebut yang telah meneror warga Poso.

Sementara sehari pasca ledakan, situasi di kota Poso, khususnya di lokasi sekitar ledakan terpantau dalam keadaan yang aman.

Seluruh aktifitas masyarakat tetap berjalan dengan normal, sementara arus lalu lintas di sekitar lokasi lancar terkendali.