Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Keluarga Mantan Teroris Bom Bali Menyatakan Ikrar Kembali Setia kepada NKRI

Kompas.com - 30/03/2017, 10:05 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

LAMONGAN, KOMPAS.com – Desa Tenggulun di Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur, sempat menjadi perbincangan publik di Indonesia pada medio 2002. Tepatnya, setelah dua ledakan bom mengguncang Paddy's Pub dan Sari Club (SC) yang berada di Jalan Legian, Kuta, Bali.

Pasalnya, beberapa pelaku dari aksi teror tersebut diketahui berasal dari Solokuro, Lamongan. Di antaranya adalah Amrozi bin Nurhasyim dan Imam Samudra alias Abdul Aziz.

Baca juga: Ini Pesan Terpidana Bom Bali I Saat Jadi Pembicara di Program Deradikalisasi

Namun itu hanyalah penggalan masa lalu, karena sebagian anggota maupun sanak famili dan rekan mereka saat ini sudah menyatakan ikrar kembali dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal itu terungkap saat mereka menerima kunjungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), pada Rabu (29/3/2017) kemarin. Bahkan, sisa dari mantan kombatan tersebut, Ali Fauzi, saudara kandung dari Amrozi, kini menjadi motor Yayasan Lingkar Perdamaian, sebuah organisasi pertama di Indonesia yang bergerak sebagai agen perdamaian.

“Kampung ini pernah geger, karena bom bali yang dirakit di rumah kami. Tapi itu adalah bagian dari sejarah yang perlu kami ambil hikmahnya,” ujar Ali Fauzi.

Ia pun menegaskan bahwa yayasan tersebut sengaja didirikan oleh mantan kombatan untuk menjauhi sikap-sikap destruktif, termasuk pengeboman. Mereka tidak ingin mengulang perbuatan keji seperti yang pernah mereka lakukan bersama beberapa teroris lain pada medio 2002 silam.

Bom bali itu targetnya orang asing, tapi ternyata korban orang Indonesia juga banyak. Makanya, saya sangat kecewa. Dan, teror sporadis yang dilakukan kedua kakak saya itulah yang membuat saya tersadar untuk berhenti. Apalagi saat dideportasi dari Filipina, saya dirangkul oleh Polri yang membuat hati saya terenyuh, karena mereka memperlakukan saya secara manusiawi,” ucap mantan pentolan Moro Islamic Liberation Front (MILF) ini.

Hal senada juga turut disampaikan oleh Muhammad Chozin, saudara Ali Fauzi. Ia menyatakan, sudah bertekad kuat untuk membuktikan sinergi antara masyarakat dengan pihak keamanan bukan hanya retorika, melalui yayasan yang mereka dirikan.

Melihat keseriusan yang ditunjukkan oleh mantan kombatan tersebut, BNPT dan pemerintah setempat mendukung penuh niatan para kombatan tersebut. Salah satunya dengan menghadiri acara peresmian pembangunan gedung Tempat Pendidikan Al Quran (TPA) Plus dan renovasi Masjid Baitul Muttaqin di Desa Tenggulun, Solokuro.

“Dana pembangunan TPA Plus dan renovasi masjid ini murni berasal dari para donatur. Seperti yang sudah pernah dilakukan saat pembangunan masjid dan ruang belajar di Pondok Pesantren Al Hidayah di Kabupaten Deli Serdang. Di sana kami mendidik anak-anak mantan teroris, dengan dana dari para donatur, hamba Allah,” tutur Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius.

“Yang kami lakukan ini adalah sebagai pohon harapan. Menghilangkan konsep jihad yang tidak rohmatan lil alamin, sehingga tidak ada kendala bagi saudara-saudara kita yang mantan kombatan untuk bersatu dengan masyarakat,” terangnya.

Baca juga: Janda Korban Bom Bali Ini Masih Takut Kompor Gas dan Api hingga Kini

Sementara itu, Bupati Lamongan Fadeli, dalam kesempatan yang sama, juga turut menyumbangkan kendaraan roda empat yang diperuntukkan bagi kegiatan operasional Yayasan Lingkar Perdamaian.

“Saya hanya berharap, dengan ini semua bisa menjadi sinergi kembali sebagai upaya deradikalisasi,” kata Fadeli.

Selain dihadiri kepala BNPT dan bupati Lamongan, agenda tersebut juga dihadiri tak kurang dari 37 mantan kombatan teroris, termasuk Ali Fauzi dan Muhammad Chozin.

Hadir pula Direktur Perlindungan BNPT Brigjen Pol Herwan Chaidir, Ketua Pansus RUU Terorisme Muhammad Syafi’i, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Wakapolda Jawa Timur Brigjen Pol Gatot Subroto, dan juga Danrem 082 Citra Panca Yudha Jaya Mojokerto Kolonel Kav Gathut Setyo Utomo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com