Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Siswi SMA Ini Sulap Jantung Pisang Menjadi Teh untuk Kesehatan

Kompas.com - 29/03/2017, 09:34 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Melihat jantung pisang yang banyak dibuang sia-sia, tiga siswi SMA Nahdlatul Ulama (SMA NU) 2 Gresik yang beralamat di Jalan Akim Kayat Gang VII No 49, Gresik, Jawa Timur, justru berhasil mengubahnya menjadi hal yang bermanfaat.

Melalui metode penelitian yang dilakukan selama lima bulan, Reza Silvia (18), Andhini Nindya Putri (18), dan Juliana Rosiida (18), berhasil menemukan bahwa bunga yang ada di dalam jantung pisang ternyata bisa digunakan sebagai ekstrak teh dengan cita rasa dan aroma yang nikmat.

“Tidak sekadar cita rasa dan aroma teh yang dapat dirasakan oleh penikmatnya, tapi teh yang berasal dari bunga jantung pisang ini juga berkhasiat untuk mengobati diabetes, kencing manis, kolesterol tinggi, dan kanker,” tutur Reza, Rabu (29/3/2017).

Baca juga: Mahasiswa Ini Sulap Bonggol Pisang Menjadi Abon

Namun sebelum bisa mendapatkan bunga dalam jantung pisang yang dapat dikonsumsi menjadi ekstrak teh, memang dibutuhkan sebuah proses yang tepat. Karena ketidaktepatan proses bisa membuat bunga jantung pisang tersebut malah terasa sedikit pahit seperti kopi.

“Bunga yang ada di jantung pisang itu sebenarnya ada di setiap lapisan kulit jantung pisang, sehingga harus sabar mengulitinya lapisan demi lapisan. Baru setelah bunga didapat, direndam dulu selama satu jam dengan air yang sudah dicampur kapur. Kemudian setelah itu dicuci hingga bersih dan dijemur kurang lebih satu hari,” jelasnya.

Setelah mendapatkan bunga jantung pisang dalam keadaan kering, maka langkah selanjutnya adalah disangrai atau digoreng tanpa menggunakan minyak selama 40 hingga 45 menit. Setelah itu bunga yang sudah kering itu diblender sampai berbentuk bubuk.

“Kami sempat coba bukan dengan disangrai, tapi dimasukkan ke oven. Hasilnya, justru bunga jantung pisang yang kami dapatkan gosong dan rasanya jadi mirip-mirip kopi. Tapi kalau dengan disangrai, rasanya seperti teh meski tidak beraroma melati,” jelas Andhini.

Andhini menjelaskan, ketika diteliti lebih lanjut, bunga jantung pisang yang telah disangrai itu juga diketahui mengandung glikemik, saponin, dan juga flavonoid yang dapat meningkatkan insulin di dalam tubuh manusia dan berkhasiat mengobati beberapa macam penyakit diabetes.

“Karena kandungan glikemik, saponin, dan lebih-lebih flavonoid, akan mengubah zat gula dalam darah menjadi energi, sehingga kadar gula dalam darah jadi turun dan stabil. Tapi dengan catatan, para penderita diabetes saat mengonsumsinya tidak boleh dengan gula. Kalaupun boleh, itu pun sedikit. Namun lebih baik jika ingin pakai gula, ya pakai aja gula yang rendah kalorinya,” terang Juliana.

Dukungan dari sekolah

Penelitian ketiga siswi SMA NU itu pernah diikutsertakan dalam kejuaraan penelitian tingkat SMA nasional bertajuk ‘Creative Bussiness Competition Business Model Canvas (CBC-BMC), yang digelar di Universitas Negeri Surabaya pada November 2016 lalu. Namun dalam agenda ini, hasil penelitian mereka bertiga hanya mampu mendapatkan penghargaan sebagai juara harapan.

“Sebab dalam lomba tersebut, aspek utama penilaian dewan juri memang lebih condong ke sisi bisnisnya. Dan, kemasan hasil penemuan anak-anak waktu itu kami akui memang kalah dengan peraih juara pertama hingga ketiga,” ucap Muchyiddin, Wakil Kepala Humas SMA NU 2 Gresik.

Baca juga: Pemuda Asal Wonosobo Ini Sulap Biji Salak Menjadi Kopi

Meski demikian, besar harapan pihak sekolah untuk terus mendorong kemajuan bagi hasil penelitian anak didiknya tersebut, dengan harapan dapat diteliti lebih lanjut oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.

“Karena kami meyakini, selain diabetes, kencing manis, kolesterol, dan kanker, masih ada beberapa penyakit lain yang bisa disembuhkan dengan ekstrak teh dari bunga jantung pisang ini. Sebab, dari penuturan mereka sewaktu kembali melakukan penelitian terakhir, ekstrak teh dari bunga jantung pisang juga mengandung vitamin A, C, B1, serta protein,” tutup Muchyiddin, yang juga menjadi guru pembimbing bagi penelitian tiga siswi tersebut.

Kalau memang dinilai layak untuk dikonsumsi umum oleh BPOM, rencananya bakal diperbanyak guna membantu sesama. Terlebih bagi mereka yang mengidap penyakit diabetes, kencing manis, kolesterol tinggi, dan kanker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com