Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bagaimana Anies-Sandi Sinergi dengan Pemerintah yang Seakan Tak Mendukung?"

Kompas.com - 25/03/2017, 14:55 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat mengikuti pengajian warga Pulo Gadung di Jalan Kayu Putih Tengah, Sabtu (25/3/2017), calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno sempat ditanya seorang jemah terkait sinergitas antara Anies Baswedan-Sandi dan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. 

Penanya memiliki kesan bahwa pemerintahan saat ini tak netral. Dia khawatir jika Anies-Sandi terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur, sinergitas Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat bakal terkendala. 

"Bagaimana bersinergi dengan pemerintah (pusat). Bagaimana jika Anies-Sandi menang, bersinergi dengan pemerintah yang seakan tidak mendukung? Ini persoalan berat," kata seorang jemaah bernama Iva, Sabtu.

(Baca: Ini Pesan Penanggung Jawab Proyek MH Thamrin kepada Sandiaga Uno)

Saat menjawab Sandi sempat menjelaskan bahwa pihaknya kerap diserang oleh fitnah. Dia tak pernah tahu siapa yang pertama kali menyebarkan fitnah-fitnah tersebut. 

Sandiaga enggan menuding ada keterlibatan dan kepentingan penguasa dalam fitnah yang menyerang dirinya dan Anies Baswedan.

"Tapi semakin hari, semakin jelas, saya dengar setiap hari ada tiga sampai empat fitnah yang dikeluarkan untuk menyerang," kata Sandiaga.

Sandiaga menjelaskan, dirinya selalu berpegang pada pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

(Baca: Cerita Sandiaga Temui Probosutedjo Jumat Malam)

Sandiaga meyakini Jokowi dan pemerintahannya bersikap netral pada Pilkada DKI Jakarta ini. Di samping itu, ia pun siap bekerja mengakomodasi kebijakan pemerintah pusat jika terpilih kelak.

"Waktu peretemuan Pak Prabowo dan Pak Jokowi, disampaikan Pak Jokowi netral dan akan independen. Saya yakini dan saya siap bekerja sama," kata Sandiaga.

Kompas TV Memasuki putaran kedua Pilkada DKI Jakarta, pasangan calon nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, kembali mendapatkan kekuatan baru,
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com