Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Hening pada Hari Nyepi Umat Hindu

Kompas.com - 24/03/2017, 08:00 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Umat Hindu akan menjalani Tapa Brata Penyepian pada Selasa, 28 Maret mendatang.

Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali I Gusti Ngurah Sudiana, secara filosofi Nyepi adalah proses pergantian tahun Caka, dari tahun lama ke tahun yang baru, dari kehidupan "lama" menuju kehidupan "baru".

"Nyepi asal katanya sepi atau hening. Mengajarkan kita mengutamakan hidup dalam suasana damai yang hening dan harmonis," kata Sudiana kepada Kompas.com, Selasa (21/3/2017).

Melalui Nyepi, lanjut dia, manusia mengevaluasi kembali relasi antara manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan penciptanya serta manusia dengan alam atau dikenal dengan Trihita Karan, dengan berkontemplasi dan menjalani berbagai pantangan agar mengalami "pemutihan" diri.

Manusia mendapat kesempatan dalam hening melihat kembali kehidupan masa lalu untuk menyongsong masa depan.

Saat Nyepi, manusia menghentikan segala aktivitas rutin sehari-hari. Alam kemudian bebas bergerak sesuai rotasinya tanpa campur tangan manusia.

"Alam akan berotasi dan berproses tanpa campur tangan manusia saat Nyepi, tidak dipaksakan sesuai keinginan manusia. Alam dikembalikan pada kemurnian dan harmonisasi yang alami," kata Sudiana.

Dengan menghentikan seluruh aktivitas, maka akan mengurangi gas karbon yang dibuang ke alam. Sebab saat Nyepi, tidak boleh menghidupkan kendaraan apalagi bepergian. Alam beristirahat, udara bersih maka akan berdampak pada kualitas kehidupan manusia.

"Saat Nyepi, manusia dan semesta sama-sama mencari keseimbangan dan memperbaikinya diri dalam relasinya, sebab jika manusia rusak alam pasti rusak, sebaliknya jika alam rusak pasti manusianya juga rusak. Di sanalah letak keseimbangannya," kata Sudiana.

Pantangan

Saat menjalani Nyepi, lanjut dia, umat Hindu memiliki empat pantangan yang tidak boleh dilanggar. Biasa disebut dengan Catur (Brata) Penyepian.

1. Tidak boleh menyalakan api (amati Geni)

Api adalah simbol hawa nafsu. Pada hari Nyepi, umat Hindu berkontemplasi tanpa menyalakan api atau adanya cahaya untuk mengendalikan hawa nafsu yang disimbolkan dengan api.

2. Tidak bekerja (amati Karya)

Umat Hindu kembali melakukan evaluasi dalam suasana hening tentang apa yang sudah dikerjakan, apakah sudah sesuai dengan kemampuan dan perhitungan yang matang. Manusia pada dasarnya perlu istirahat dan tidak bekerja secara berlebihan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com