Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Kampung Dinamo Surabaya

Kompas.com - 23/03/2017, 06:30 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Dua pekerja sedang menata gulungan tembaga pada dinamo besar berdiameter 50 centimeter. Ada 12 serat tembaga yang digulung bersamaan pada dinamo berkapasitas 250 horsepower (HP).

Di bagian lain, di halaman samping rumah di Jalan Bratang Gede I Surabaya, seseorang terlihat membersihkan rumah dinamo berukuran kecil, sebelum dipasang gulungan tembaga.

Aktivitas gulung menggulung dinamo banyak ditemukan di kawasan tersebut. Tidak hanya di gang besar, di gang sempit pun aktivitas ini banyak ditemui. 

Warga menyebutnya, Kampung Dinamo. Pusat jasa penggulungan dinamo di Kelurahan Ngagelrejo Kecamatan Wonokromo.

Kampung ini melengkapi sejumlah pusat jasa dan produksi yang dibentuk Pemkot Surabaya, seperti Kampung Lontong di Kelurahan Kupang Krajan, Kecamatan Sawahan, dan Kampung Kue di Kecamatan Rungkut Surabaya.

Suroto adalah generasi ketiga yang menjalankan usaha penggulungan dinamo di Kampung Dinamo. Ia memiliki delapan karyawan di bawah bendera CV Nuradji Teknik. Sampai sekarang, usahanya tidak pernah sepi order.

"Pokoknya ada saja yang order, dari dan luar Surabaya," katanya kepada KOMPAS.com, Rabu (22/3/2017).

Suroto menceritakan, tidak ada strategi khusus dalam pemasaran. Usahanya tersebar dari mulut ke mulut. Lama kelamaan, pelanggannya bertambah luas. Tidak hanya dari dalam kota, tapi juga dari luar Surabaya, bahkan dari luar Jawa Timur.

Keahliannya menggulung dinamo, didapatkan Suroto dari orang tuanya yang sudah lebih dulu mengembangkan usaha. "Sebenarnya tidak sulit menggulung dinamo, hanya memerlukan ketelitian saja," jelas Suroto.

Suroto meneruma penggulungna berbagai jenis dinamo, dari yang berkapasitas sedang hingga besar atau 400 HP. Dinamo berkapasitas besar, biasanya datang dari pabrik-pabrik untuk mesin produksi.

Selain penggulungan, dia juga melayani jasa perakitan, hingga reparasi dinamo pompa air, mesin cuci, AC, mesin jahit, dan mesin mobil. Untuk ongkosnya, dikenakan per satuan kapasitas dinamo. Rata-rata Rp 100 ribu per PH.

"Ada yang di atas Rp 100 ribu, tergantung bahan tembaganya," jelas Suroto.

Suroto enggan membuka informasi berapa uang yang dihasilkan dari usahanya tersebut. Yang pasti, dari usahanya, ia bisa menghidupi keluarga dan menggaji delapan karyawannya.

"Di angka puluhan juta, tidak sampai ratusan juta," ucapnya.

Kasiati, kakak kandung Suroto mengklaim, usaha menggulung dinamo di Kampung Dinamo berasal dari usaha keluarganya. Satu per satu karyawan perusahaan keluarga ini mengembangkan usahanya di tempat-tempat yang tak jauh dari lokasinya. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com