Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Kebanjiran, Siswa SD Pun Sibuk Jemur Buku Pelajaran

Kompas.com - 21/03/2017, 11:26 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Selasa (21/3/2017), terganggu karena banjir yang melanda kawasan itu, Senin sore.

Ratusan siswa yang seharusnya belajar, terpaksa berjibaku membersihkan ruangan kelas yang penuh dengan lumpur.

Senin sore, sekolah ini direndam banjir setinggi lebih dari setengah meter. Tak hanya menggenangi ruangan kelas, banjir juga merobohkan pagar sekolah sepanjang 40 meter.

Para siswa yang rumahnya berdekatan dengan sekolah, denga sukarela pulang untuk mengambil perlengkapan seperti sapu, ember dan alat pel. Selama proses membersihkan lumpur, para siswa memilih bertelanjang kaki agar sepatunya tidak kotor.

Sementara itu, di ruang kelas satu dan kelas dua, selain lumpur ratusan buku pelajaran juga ikut terendam banjir. Para siswa bergotong royong menjemur buku-buku tersebut agar bisa digunaka lagi.

"Buku paketnya banyak yang basah, harus dijemur dulu," kata Adil (8), salah satu siswa kelas dua.

Kepala SDN Leyangan, Kolis, mengatakan, mitigasi bencana para siswa dan guru sebenarnya sudah berjalan baik lantaran bencana serupa pernah terjadi pada 2015 lalu. Namun banjir yang terakhir kali terjadi tergolong besar dan tidak diprediksi sebelumnya.

"Setelah pelajaran selesai biasanya buku-buku ditaruh di atas. Khusus kelas satu dan dua, kalau banjir kecil-kecil tidak pernah kemasukan, tapi kemarin terlalu besar sehingga airnya masuk dan buku-bukunya menjadi basah," kata Kolis.

Intensitas hujan yang tinggi membuat air yang menggenangi lapangan didepan sekolah, melompati pagar pembatas sekolah.

Akibatnya, pondasi dan pagar bagian belakang sekolah yang berbatasan dengan sawah jebol lantaran tidak mampu menampung derasnya air yang masuk ke kompleks sekolah.

Pihak sekolah memutuskan sementara untuk meniadakan jam pertama kegiatan belajar mengajar sekolah ini, sampai seluruh ruangan siap untuk ditempati.

"Kelas satu-dua mungkin tidak ada pelajaran, tapi kelas tiga sampau enam siang hari mudah-mudahan sudah bisa belajar," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dewi Pramuningih, mengaku bahwa lokasi SDN Leyangan ini rawan bencana. Pemkab Semarang sebenarnya mempunyai rencana untuk merelokasi sekolah ini namun hingga saat ini masih terkendala ketersediaan lahan yang cukup.

"Kami lihat tanah pengganti ada apa tidak di sekitar lokasi sebab kalau kembali ke lokasi yang lama dulu, setelah kita cek itu lahannya sangat sempit. Relokasi kan butuh tanah, butuh tempat yang bisa untuk mengganti di sini," kata Dewi.

Ihwan relokasi sekolah ini Dinas P dan K akan melakukan koordinasi dengan pihak desa dan kecamatan untuk mencari lahan yang dibutuhkan.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com