Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Merampok, Para Pelaku Minta Maaf kepada Korbannya

Kompas.com - 17/03/2017, 06:49 WIB

MALANG, KOMPAS.com - Sebuah rumah petani jeruk di Desa Ngasem, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, disatroni empat anggota kawanan perampok, Kamis (16/3/2017) dini hari.

Para pelaku menggasak emas perhiasan terdiri cincin, gelang, anting total seberat sekitar 30 gram dan uang Rp 8,7 juta.

Anak tertua pemilik rumah, Wiwik Rokani, menceritakan, aksi kawanan perampok tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 WIB. Saat itu, adiknya bernama Slamet B (35) belum tidur.

Tiba-tiba melihat ada orang masuk dari jendela rumahnya yang tidak dikunci.

Spontan, Slamet meneriaki orang tersebut namun tiba-tiba empat orang langsung menyusul masuk ke rumah.

"Adik saya langsung ditodong pistol dan sajam berupa parang untuk diam. Salah satu pelaku langsung mengikat adik saya dan melakban mulutnya," kata Wiwik Rokani di rumahnya, Kamis (16/3/2017).

Selanjutnya kawanan perampok itu pun, menurut Wiwik, juga mengikat istri Slamet, Lailatul, dengan tali dan menutup mulut serta mata dengan lakban.

Kawanan perampok setelah melumpuhkan Slamet dan istrinya langsung mengobrak-abrik isi lemari di rumah tersebut.

Mereka mendapatkan sejumlah perhiasan milik korban dan uang sebesar Rp 4 juta.

Rupanya, hasil tersebut belum membuat kawanan perampok tersebut puas. Mereka pun membawa Lailatul dijadikan sandera datang ke rumah mertuanya, H Romli (68) yang berdempetan dengan rumahnya.

Dengan todongan pistol, Lailatul diminta membangunkan mertuanya yang ada di kamar rumah bersama istri, Trinurminah (65) dengan mengetuk pintu.

H Romli dan istri terbangun dan melihat dari jendela kalau Lailatul bersama salah satu kawanan perampok dengan todongan pistol.

Tidak ingin terjadi apa-apa pada Lailatul, H Romli membuka pintu kamarnya.

Langsung saja empat orang perampok masuk dan mengikat H Romli bersama istri dengan tali. Selanjutnya kawanan rampok itu mengobrak-abrik isi lemari H Romli di kamar. Mereka kembali mendapatkan sejumlah perhiasan emas dan uang Rp 4,7 juta.

"Salah satu pelaku sempat bertanya dimana uang hasil panen jeruk Rp 400 juta dari ayah saya. Dan dijawab uang itu ada di ATM, ayah saya mempersilakan ATM diambil dan nomor pin akan diberikan. Tapi mereka tidak ambil ATM itu karena rupanya tahu kalau uang yang bisa ditarik maksimal hanya Rp 5 juta," ucap Wiwik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com