Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Sebut LRT Bandung Lebih Murah karena Pakai Teknologi Lokal

Kompas.com - 16/03/2017, 12:37 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Keinginan warga Bandung untuk mendapat moda transportasi massal yang moderen perlahan mulai terwujud.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, Kota Bandung akan segera membangun Light Rail Transit (LRT) dengan biaya lebih murah.

Baca juga: Ridwan Kamil Optimistis LRT Bandung Dibangun Tahun Ini

Pembangunan LRT Bandung diprediksi lebih cepat lantaran menggunakan teknologi karya anak bangsa.

"Kemungkinkan teknologinya akan saya samakan dengan menggunakan teknologi anak bangsa yaitu Metro kapsul," kata Emil, sapaan akrabnya, kepada Kompas.com, Rabu (16/3/2017) malam.

Emil menilai, harga LRT dengan teknologi lokal 30 persen lebih murah dibandingkan LRT pada umumnya. Sebab itu, ia optimistis rencana ground breaking bisa dilakukan tahun ini.

"Karena akhirnya ditemukan LRT yang paling murah. LRT pada umumnya itu harganya Rp 400-500 miliar per kilometer. Ini karena muatan lokalnya 95 persen itu hanya Rp 150 miliar per kilometer, jadi 30 persen lebih murah dari harga normalnya," kata dia.

Bahkan, menurut Ridwan, LRT Bandung sepertiga lebih murah dibandingkan proyek LRT yang saat ini tengah dibangun di Palembang.

"Daripada yang dibangun di Palembang ini sepertiga lebih murah. Makanya swasta lebih cepat dan lebih semangat," ujarnya.

Baca juga: LRT Bandung Akan Dioperasikan Perusahaan Asal Singapura

Ia menambahkan, progres rencana peletakan batu pertama proyek LRT Bandung sudah mencapai 90 persen. Tahun ini diproyeksikan ada dua koridor LRT yang bakal dibangun. Koridor I akan menghubungkan Stasiun Bandung ke Tegalega dan koridor II Sabuga ke Leuwipanjang.

"Saya sedang urus LRT, saya hafal warga Bandung banyak yang enggak sabar. Nanti pas 'jreng' saya hadirkan. Ini sudah 90 persen (progresnya). Saya sudah rapat dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perhubungan, jadi tahun ini akan ada ground breaking LRT untuk dua koridor," kata Emil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com