Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbah Kadiyem yang Ditelantarkan Anaknya Meninggal Dunia

Kompas.com - 15/03/2017, 16:08 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

MADIUN, KOMPAS.com - Mbah Kadiyem (85), warga RT 01/RW 01, Dusun Ngulubang, Desa Mlilir, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, yang hidup sebatang kara sejak diterlantarkan anaknya sepuluh tahun lalu meninggal dunia, Jumat (10/3/2017).

Nenek Kadiyem meninggal di dalam rumah mungilnya yang berada di pinggir sawah setelah disuap keponakannya, Masinah (60).

"Sebelum meninggal Mbah Kadiyem omong dia mau pulang dan meminta kami untuk diam saja. Mbah Kadiyem juga meminta agar kami menungguinya," kata Masinah di rumah duka, Rabu (15/3/2017) siang.

Saat berkata-kata itu, lanjut Masinah, badan Mbah Kadiyem panas. Tak berapa lama kemudian Mbah Kadiyem terdiam lalu diketahui sudah meninggal dunia.

Dia tak menyangka, setelah memandikan dan menyuap bubur Nenek Kadiyem bakal pergi selamanya. Ia baru menyadari kata-kata Kadiyem itu merupakan sepenggal kalimat terakhir yang disampaikan sebelum meninggal dunia.

Meski hidup sendirian, dia meyakini nenek Kadiyem meninggal dalam kondisi tenang. Begitu meninggal dunia, banyak warga yang datang takziah ke rumahnya.

"Pak Danramil juga datang melayat kesini," ujar Masinah.

Lain halnya dengan Masinah, Sulami, tetangga yang merawat Kadiyem setiap hari, menyatakan setelah meninggal warga sempat menghubungi anak kandung samata wayang Kadiyem yang tinggal di Lampung.

Namun hingga saat ini, anak kandung Kadiyem tak kunjung datang. Sulami menjelaskan beberapa jam setelah meninggal, warga sepakat memakamkan di tempat pemakaman umum desa itu.

Rumah mungilnya kini dikosongkan. Keponakannya, Masinah, yang tinggal di Babadan, Kabupaten Ponorogo, seminggu sekali menengok rumah milik almarhumah Kadiyem.

(Baca juga: Kisah Mbah Kadiyem yang Sebatang Kara Setelah Ditelantarkan Anak 10 Tahun Lalu)

Sebelumnya diberitakan, kehidupan Mbah Kadiyem (85), warga RT 01/RW 01, Dusun Ngulubang, Desa Mlilir, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, menjadi perhatian banyak orang.

Semenjak hidup sebatang kara, Kadiyem hanya mengandalkan belas kasihan dari tetangga dan orang lain untuk hidup. Pasalnya, semenjak tiga tahun terakhir, Kadiyem tak sanggup berdiri.

Sehari-hari, Kadiyem hanya tergeletak tak berdaya di sebuah kasur lusuh di ruang tamu rumahnya yang pengap. Rumah berukuran sekitar 6 x 6 meter milik Kadiyem tersekat menjadi tiga bagian.

Tak ada satu pun perabotan rumah tangga. Dua ruangan masing-masing berukuran satu setengah meter. Lantai dan temboknya berlubang. Hanya terdapat dipan kayu yang sudah lapuk dan beberapa peralatan dapur yang sudah usang.

Di samping kiri dan belakang rumah Kadiyem terhampar sawah. Di samping kanannya, terdapat rumah kecil yang sudah kosong ditinggal pemiliknya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com