Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Air Jatiluhur Sudah Bau

Kompas.com - 15/03/2017, 14:39 WIB
Reni Susanti

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, air di Jatiluhur sudah bau. Padahal 80 persen pasokan air baku Jakarta berasal dari Jatiluhur.

“Tadi kita lihat, sudah bau airnya kan. Kualitas (air) nya pasti berkurang,” ujar Luhut dalam kunjungan kerjanya di Purwakarta, Selasa (15/3/2017).

Untuk itu, dirinya mendukung penertiban 30.000 keramba jaring apung (KJA) di Jatiluhur secara bertahap.

Tahun ini, Perum Jasa Tirta II, pengelola Jatiluhur menargetkan penertiban KJA sebanyak 15.000. Sedangkan sisanya dilakukan 2018 mendatang.

“Yang membuat keramba di sini kebanyakan dari Jakarta. Memang harus dirapikan,” ucapnya.

Namun, sambung Luhut, penertiban tidak cukup dilakukan di Jatiluhur. Penertiban juga harus dilakukan di daerah hulu, yakni Waduk Saguling dan Cirata.

“Harus satu kesatuan tidak bisa Jatiluhur saja. Mulai datang dari Saguling ke Cirata. Sudah dari Bandung area. Kalau sungai tidak ditata, airnya tidak mengalir dengan cepat, banjir lagi,” kata dia.

Luhut berharap, apa yang dilakukan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bisa diikuti daerah lainnya yang terlewati aliran sungai.

Direktur Utama PJT II, Djoko Saputro mengatakan, saat ini jumlah KJA di Jatiluhur 30.000. Dari jumlah itu, hanya 30 persen yang asli Purwakarta. Dari kajian ITB, jumlah KJA maksimal di Jatiluhur hanya 4.000.

“Prioritas penertiban tahun ini keramba yang dimiliki oleh orang luar Purwakarta. Untuk penertiban melibatkan TNI/Polri,” ucapnya.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, meski ada hitungan ideal KJA di Jatiluhur, dirinya ingin zero KJA.

“Pokoknya zero KJA,” katanya.

Pembersihan tersebut penting, apalagi air di Jatiluhur merupakan pasokan utama untuk Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com