Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambles, Jalan Desa di Bawah Jembatan Rel Kereta Api di Purwakarta

Kompas.com - 13/03/2017, 06:24 WIB

PURWAKARTA, KOMPAS.com - Jalan desa di Kampung Cisuren, Desa Mekargalih, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, ambles sepanjang ratusan meter.

Jalan desa itu berada tepat di bawah jembatan kereta api Ciganea. Jalan aspal sepanjang sekitar 150 meter itu rusak parah dan terlihat banyak retakan.

Di lokasi itu, terdapat paku bumi sepanjang 100 meter dengan tinggi 5 meter yang berfungsi sebagai penahan longsoran. Namun, paku bumi itu juga sama-sama bergeser dan sudah miring.

"Ini terjadi sejak seminggu terakhir pas hujan terus-terusan. Jalan yang amblesnya lebih dari 150 meter, tepat di bawah jembatan rel kereta api," ujar Sukmana (42), petugas Linmas Desa Mekargalih Kecamatan Jatiluhur, di lokasi longsoran, Minggu (12/3/2017).

Amblesnya jalan juga memutus jalan penghubung Desa Mekargalih dengan Cibinong itu. Menurut Harun (46), warga asli sekitar lokasi, jalan ambles sekitar dua meter.

"Amblesnya sekitar tiga meter. Sekarang jalan yang ambles kami pasangi jembatan bambu ikat supaya bisa dilalui roda dua," kata Harun.

Dia mengatakan, selama ini warga sekitar kerap siaga menjaga kawasan tersebut 24 jam karena amblesnya jalan bukan terjadi kali ini saja.

"Kami siaga terus di sini, Pak, karena di sini sering terjadi pergerakan tanah. Cuma sekarang yang paling parah," katanya.

Setiap hujan, warga setempat was-was karena seringkali terjadi pergeseran tanah. Bahkan, suara-suara retakan pernah mereka dengar.

"Setiap hujan pasti ada pergeseran tanah. Tiba-tiba jalan aspal sudah retak," tambahnya.

Warga khawatir

Warga khawatir, amblesnya jalan juga berakibat pada jembatan kereta api. Pasalnya, di pilar nomor 6 (P6) jembatan fondasi, bagian permukaannya sudah terkikis karena jalan permukaan tersebut ambles sedalam kurang lebih dua meter.

Di tanah yang sejajar dengan pilar lainnya juga sama, tanahnya ambles sedalam sekitar satu meter dan retakannya menyebar di sekitar tanah di bawah jembatan. Hanya saja, yang terlihat paling parah terlihat di P6.

"Kondisi pergerakan tanahnya membuat kami khawtir akan berimbas ke jembatan kereta api," ujar Harun.

Apalagi, lanjut dia, pergerakan tanahnya terjadi hampir setiap hari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com