BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Rekonstruksi pembunuhan satu keluarga juragan angkutan kota di RT 31, Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menyedot perhatian warga.
Mereka memenuhi tangga, tebing, atap rumah, dan pagar-pagar di sekitar lokasi reka ulang.
Tiga pemuda jadi tersangka dalam pembunuhan sadis ini, yakni Bambang Hermanto (24), Adda Faroki Manda (20), dan Fendi Eko Nurwahyudi (21).
Hujat dan cemooh warga mengiringi adegan demi adegan yang diperagakan para tersangka.
"Kalau perlu jangan dihukum mati, hukum seumur hidup saja, biar tahu rasa sakit di penjara seumur hidupnya," kata Siti Fatonah, kerabat korban di tengah kerumuman, Kamis (9/3/2017).
Ketiga tersangka menghabisi Mulyadi (65), Lasiyem (55), dan Putra Susila (5) pada 22 Februari 2017 lalu di rumah korban di Gang Merpati. Belakangan baru terungkap, Bambang merupakan anak tiri Mulyadi dari pernikahannya yang ketiga.
Sepanjang 27 adegan itu, seorang warga RT 31 bernama Taqwa (19) turut membantu polisi dalam memerankan korban, Mulyadi. Taqwa mengaku ikut menyaksikan betapa Bambang dkk beraksi tanpa belas kasih. Taqwa turut merasakan bagaimana Mulyadi dihabisi dengan cara sadis, yakni ditusuk berulang kali dengan pisau oleh Faroki.
Aksi itu berlangsung di hadapan Putra, anaknya yang masih balita.
"Oki (Faroki) menusuk pertama. Pisaunya bengkok. Kemudian dia luruskan lagi. Setelah itu menusuk terus sambil mendorong sampai tertidur di tempat tidur," kata Taqwa bersaksi.
Baca juga: Juragan Angkot dan Anaknya Ditemukan Tewas di Rumahnya
Kehadiran orang asing dan perlakuan pada ayahnya membuat Putra menangis histeris. Giliran Fendi langsung membekap Putra, mengikat dengan kabel plastik, lalu memasukkannya ke lemari dan menguncinya.
"Sedih melihat (adegan) ini," kata Taqwa.
Bambang tampak dingin dan tenang saat itu. Mereka kemudian menjarah mulai jam tangan, cincin, hingga uang dari kamar itu. "Mereka peragakan dengan muka dingin," kata Taqwa.
Terencana
Warga lain bernama Nurhayati dari RT 32 juga membantu polisi dalam memerankan diri sebagai Lasiyem. Ia merasa, para pelaku seperti sudah merencanakan aksi dengan matang.
"Semua pelaku seperti sudah siap sejak semula," kata Nurhayati.