Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkot Bandung Mogok, Polisi Angkut Warga yang Telantar

Kompas.com - 09/03/2017, 09:37 WIB
Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Dampak aksi mogok massal dan unjuk rasa pengemudi angkutan kota (angkot) se-Kota Bandung pada Kamis (9/3/2017) membuat warga yang biasa memanfaatkan jasa angkot untuk berangkat kerja telantar. 

Dari pantauan Kompas.com di Jalan PHH Mustopha, banyak warga yang masih menunggu di pinggir jalan. Mereka yang telantar akhirnya diangkut dengan truk angkutan polisi yang hilir mudik di jalan tersebut.

Kepala Polrestabes Bandung, Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan, pihaknya memang mengoperasikan sejumlah kendaraan untuk membantu masyarakat yang telantar akibat aksi unjuk rasa sopir angkot.

"Ada bantuan angkutan dari polisi. Brimob 10 truk, TNI 10 truk dan Polda Jawa Barat 10 truk. Tersebar di titik titik sesuai rute agar masyarakat tidak dirugikan," kata Hendro di Bandung, Kamis pagi.

Hendro mengimbau agar para peserta aksi unjuk rasa tertib dan tidak melakukan tindakan-tindakan anarkistis.

"Bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat sudah diatur dalam undang-undang dan kewajiban polisi mengamankan. Dalam menyampaikan pendapat tidak boleh anarkis," ujarnya. 

Diberitakan sebelumnya,  Polrestabes Bandung akan menerjunkan 1.765 personel untuk mengamankan jalannya aksi unjuk rasa dan mogok massal pengemudi angkutan kota (angkot) di Kota Bandung.

"Rencana pengamanan kita lakukan di titik kumpul yang diindentifikasi ada16 titik kumpul seperti Ciroyom, Terminal Cicaheum, Terminal Leuwipanjang, Bandara Husein, Sastranegara, Cibereum, ITC Kebonkalapa, Pasirkoja, Terminal Antapani hingga Bunderan Cibiru," kata Kepala Polrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo, Rabu (8/3/2017).

Sementar Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung AKBP Asep Pujiyono mengimbau kepada orangtua siswa agar meluangkan waktu untuk mengantarkan anaknya ke sekolah. 

"Orangtua sempatkan antar anaknya ke sekolah, apalagi yang sedang ujian agar tidak terlambat. Untuk pengemudi angkutan online jangan ada yang beroperasi biar aman. Kalau masih beroperasi cari masalah namanya," sebutnya.

Baca: Angkot Bandung Akan Mogok, Warga Disarankan Naik Bus

Kompas TV Bentrokan terjadi dalam unjuk rasa anti-ojek online di Tangerang, Banten. Tidak terima di-sweeping sopir angkutan kota, pengemudi ojek online balik merusak angkot. Mereka yang berjaket ojek online ini marah setelah di-sweeping sopir angkutan kota. Setidaknya, ada empat angkutan umum yang rusak dalam kejadian ini. Seorang sopir juga jempat dianiaya sejumlah orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com