Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Supini yang Dipaksa Mengemis, Dulu Pengusaha Bahan Bangunan

Kompas.com - 07/03/2017, 22:01 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Supini (80), nenek yang diduga dipaksa mengemis oleh seorang pria di depan RSUP dr Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah, dahulu adalah seorang pengusaha material bangunan.

Pekerjaan nenek Supini memasok pelanggan yang membutuhkan meterial seperti pasir, semen, kayu dan sebagainya. Namun, pekerjaan itu sudah lama ditinggalkan nenek Supini semenjak suaminya meninggal puluhan tahun lalu.

Nenek Supini ini sudah lanjut usia yang kemudian pergi ke Kota Semarang berjualan buah-buahan di Pasar Karangayu, Kota Semarang.

Masa lalu nenek Supini ini diceritakan Muh Sukeni (58), salah satu keponakan Supini, saat Kompas.com bertandang ke kampung halamannya di Dusun Ngaran, Desa Ngasinan, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

"Beliau nenek Supini itu bibi biyung (bibi/bulik) saya. Dahulu jualan material, lalu sekitar lima tahun lalu saya pernah bertemu beliau di Pasar Karangayu, jualan mangga dan buah-buahan. Tapi setelah itu saya tidak tahu kabarnya," ujar Sukeni, Selasa (7/3/2017) sore.

Baca juga: Video Nenek Dipaksa Mengemis Jadi Viral, Sang Nenek dan "Cucunya" Diamankan

Nenek Supini, kata Sukeni, memang hidup sebatang kara setelah suaminya meninggal. Ia sama sekali tidak memiliki anak kandung.

Nenek Supini hanya memiliki kakak, adik, dan keponakan yang beberapa di antaranya tinggal di Desa Ngasinan.

Sejak merantau ke Kota Semarang, nenek Supini sangat jarang pulang ke kampungnya. Hanya beberapa kali saja ia pulang dan tinggal berpindah-pindah di rumah beberapa keponakannya.

Sebab, menurut Sukeni, nenek Supini tidak lagi memiliki rumah, tanah ataupun harta benda lain yang ditinggalkan di kampung halamannya.

"Beliau (nenek Supini) itu lama sekali tidak pulang, kalau pulang ya cuma sebentar, di rumah saya atau ke keponakan lainnya. Setelah itu tiba-tiba pergi lagi entah ke mana," ujar Sukeni yang bekerja sebagai buruh serabutan itu.

Sukeni mengatakan, nenek Supini memiliki sifat yang keras. Saudara-saudaranya sudah kerap menasihatinya agar tidak perlu lagi merantau dan cukup beristirahat di rumah saudara-saudara.

"Nenek Supini itu keras, sulit sekali dinasihati, malah suka marah-marah. Mungkin karena sudah sangat sepuh (lansia) ya. Kami sampai tidak tahu mau berbuat apa," ujarnya.

Sukeni sendiri mengetahui kondisi nenek Supini yang diduga dipaksa mengemis, dari perangkat desa dan kecamatan yang bertandang ke rumahnya, Senin (6/3/2017) malam.

Bapak tiga putra ini diminta untuk menjemput nenek Supini yang kini ditampung di sebuah panti di Kota Semarang.

"Besok saya diminta menjemput nenek Supini, didampingi petugas Dinas Sosial Magelang, tapi saya belum bisa memutuskan bagaimana dan dimana Bibi Biyung akan tinggal. Karena keponakan beliau tidak hanya saya, ada banyak, jadi kami harus berembuk dulu," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com