Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Rabitah Dititip ke Rumah Perlindungan Sosial

Kompas.com - 05/03/2017, 21:29 WIB
Karnia Septia

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Biomedika, Sri Rabitah (25), mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Lombok Utara dipindahkan ke Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) di Mataram, Minggu (5/3/2017).

Sambil berjalan tertatih dan menahan sakit akibat operasi pengangkatan selang dan batu yang dilakukan pada Kamis (2/3/2017), Sri Rabitah menuju salah satu kamar dipapah oleh para pendamping.

Wajah Sri Rabitah masih pucat dan tampak lemah. Sesekali Rabitah meringis menahan sakit. Untuk bisa berjalan pun, ia harus dipapah oleh orang lain.

(baca: Dokter: Ginjal Sri Rabitah Utuh, tetapi Ada Selang yang Membatu)

Endang Susilowati pendamping Rabitah mengatakan, saat ini kondisi Rabitah masih belum pulih sepenuhnya.

"Masih sangat lemas sekali, itulah sebabnya kami tidak membawa ke gunung pulang ke desanya jauh sekali di Sesait. Kami titip, bekerja sama dengan Kementerian Sosial," kata Endang.

Endang mengatakan, Rabitah akan dititipkan di RPSA hingga kondisinya benar-benar pulih. Rabitah tidak sendiri, di sana ia didampingi oleh keluarga dan buah hatinya yang masih berusia empat bulan.

"Tadinya kita pikir sampai seminggu, tetapi lihat kondisinya seperti ini kok ndak bisa," kata Endang.

Dia menambahkan, Rabitah akan kembali melakukan pengangkatan selang untuk yang kedua kali yang rencananya akan dilakukan tiga minggu setelah pemasangan.

Rabitah, kata dia, sudah boleh pulang dari rumah sakit meskipun belum menyelesaikan administrasi.

Untuk membayar biaya rumah sakit, sementara ini pihak pendamping dan kuasa hukum Rabitah tengah berusaha mengumpulkan dana dari para donatur melalui rekening 'save Rabitah'.

"Kalau (bantuan) pemerintah belum ada. Kita juga mengharapkan tanggungjawab Pemda NTB untuk bisa membantu biaya. Dan biaya bukan sekarang saja untuk rumah sakit, tapi nanti dia ada kontrol dan lagi buka selang," kata Endang.

Sementara itu, Agnes Rosalia, Ketua Rumah Perlindungan Sosial Anak mengatakan, meski RPSA khusus menangani anak, tapi pihaknya siap membantu untuk proses pemulihan kondisi Rabitah.

"Kami selalu terbuka untuk siapa saja yang mengalami kondisi seperti Rabitah, kami selalu terbuka terhadap korban siapa saja," kata Agnes.

Selama pemulihan, Rabitah ditempatkan di gedung khusus perempuan. Agnes mengatakan, ia memiliki tim untuk menangani setiap korban yang masuk, baik tenaga psikolog, ustad maupun tim medis seperti perawat dan dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com