Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadi 20 Gerakan Tanah pada Awal 2017, Warga Jabar Diminta Waspada

Kompas.com - 28/02/2017, 19:23 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengingatkan warga untuk waspada terhadap ancaman bencana alam yang terjadi pada awal tahun ini.

Aher, sapaannya, mengatakan bahwa berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tujuh gunung api di Jawa Barat berstatus normal atau belum menunjukkan adanya peningkatan aktivitas.

"Tapi sepanjang dua bulan terakhir di tahun 2017 ini, Jabar mengalami sekitar 20 kali kejadian gerakan tanah. Karena itu, semua pihak waspada," ujar Aher dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Selasa (28/2/2017).

Ia mengatakan, Jabar merupakan daerah yang paling sering mengalami gerakan tanah. Pada tahun lalu, tercatat ada 108 kejadian gerakan tanah di Jabar. Jumlah ini hampir separuh gerakan tanah di Indonesia yang mencapai 220 kejadian.

Jawa Barat juga mengalami kejadian gerakan tanah tertinggi pada 2010, yakni sebanyak 113 kali. Di urutan berikutnya adalah Jawa Timur dengan 22 kejadian dan Jawa Tengah dengan 16 kejadian.

Gerakan tanah tersebut dipengaruhi oleh faktor geologi, morfologi, curah hujan, jumlah penduduk, dan kegiatan penduduk.

Badan Geologi sudah mengeluarkan early warning system untuk setiap kabupaten di Jawa Barat yang berpotensi mengalami gerakan tanah. Salah satu pemicu gerakan tanah adalah tingginya curah hujan dengan durasi lama.

Oleh karena itu, diterbitkanlah peta prakiraan potensi gerakan tanah longsor dalam satu bulan ke depan yang disebarkan ke setiap pemerintah daerah.

"Beberapa daerah di Jabar mengalami perulangan kejadian gerakan tanah, maka diperlukan peraturan daerah terkait penataan ruang, peningkatan pemahaman bahaya gerakan tanah, rekayasa teknis dalam penanganan kejadian gerakan tanah, dan penataan ruang berbasis peta zona kerentanan gerakan tanah," kata Aher.

Ia meminta pemerintah daerah dan masyarakat mengikuti rekomendasi mitigasi dari Badan Geologi dalam menindaklanjuti potensi gempa bumi.

Hal yang bisa dilakukan antara lain membangun bangunan strategis yang tahan terhadap gempa, tidak membangun permukiman di atas dan di bawah tebing, serta tidak mendirikan bangunan di atas tanah yang tidak memenuhi tingkat kepadatan yang sesuai.

Perlu pula pemetaan mikrozonasi, membangun kewaspadaan masyarakat dan pemerintah daerah melalui pelatihan antisipasi, meyiapkan alur dan tempat evakuasi bencana, menyelenggarakan pendidikan dini tentang gempa bumi, dan membangun alur evakuasi.

Untuk tingkat aktivitas gunung api di Jawa Barat, tidak terdapat peningkatan aktivitas dan tidak ada kejadian yang menimbulkan korban, baik dari pengunjung ataupun wisatawan.

Gunung-gunung api di Jawa Barat, yang meliputi Gunung Salak, Gede, Papandayan, Guntur, Galunggung, Ciremai, dan Tangkuban Perahu, berada pada level 1 atau berstatus normal.

Meski demikian, tetap ada potensi mengeluarkan magma dan tidak akan berhenti dalam waktu dekat.

Badan Vulkanologi tetap memantau kondisi di setiap gunung tersebut secara visual. Untuk itu, Pemprov Jabar mengeluarkan imbauan kepada publik sebagai upaya mitigasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com