Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Unik Pernikahan Keturunan Bangsawan Bugis dan Mandar

Kompas.com - 26/02/2017, 14:38 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Dua mempelai yang berasal dari bangsawan suku Bugis dan Mandar sepakat melangsungkan pernikahan meriah sambil membawa adat dan tradisi keduanya, Minggu (26/2/2017).

Tamu undangan dari kedua mempelai pun mendapat suguhan hiburan tradisonal yang unik dan menarik.

Meski kedua mempela berasal dari latar belakang suku yang berbeda, namun tidak membuat seni dan tradisi mereka saling berbenturan.

Kedua mempelai itu masing-masing Andi Mahatma Gandi dan Erna Erwati. Keduanya menggelar pesta pernikahan di Kelurahan Polewali, Polewali Mandar, Minggu.

Sang mempelai pria berasal dari bangsawan suku Bugis, sementara pengantin wanitanya berasal dari bangsawan suku Mandar.

Rangkaian resepsi pernikahan diawali dengan kedatangan mempelai pria yang ditandu menuju kediaman mempelai wanita. Hal itu sebagai salah satu tradisi kaum bangsawan Bugis.

Tandu mempelai pria digotong oleh 8 orang bak seorang raja atau pangeran. Mempelai pria didampingi dua dayang-dayang wanita cantik.

Sementara ratusan keluarga mempelai pria berjalan mengiringi rombongan pengantin menuju rumah mempelai wanita atau tempat resepsi pernikahan.

Suasana semakin meriah saat mempelai pria tiba di halaman rumah mempelai wanita. Rombongan mempelai pria disambut tabuhan gendang dan tradisi Kalindagdag atau puisi ala Mandar.

Setelah itu, rombongan mempelai pria terakhir disambut dengan tarian Paddupa atau tari selamat datang yang dimainkan gadis-gadis bangsawan Mandar.

Pertunjukan tari Padduppa ini mengundang decak kagum rombongan pria yang datang dari bangsawan suku Bugis.

Setelah melalui prosesi penyambutan, rombongan pengantar pengantin kemudian dipersilakan masuk ke kediaman mempelai wanita. Selanjutnya rentetan acara resepsi pernikahan pun dilaksanakan.

Prosesi acara pernikahan berlangsung dengan ijab kabul, kemudian dilanjutkan dengan acara yang disebut dengan Mappasikarawa atau mempertemukan pertama kalinya mempelai pria dengan calon istrinya.

Pada prosesi ini, pihak mempelai pria diantar oleh salah satu keluarga yang dituakan. Prosesi Mappasikarawa adalah sebuah proses sakral dalam tradisi Bugis maupun Mandar.

Proses sentuhan pertama yang akan dilakukan oleh suami kepada istrinya setelah keduanya resmi menjadi suami istri yang sah.

Dalam tradisi Bugis dan Mandar, mappasikarawa menentukan masa depan pernikahan keduanya. Konon, prosesi Mappasikarawa yang tidak sempurna akan menentukan langgeng atau tidaknya pernikahan mereka kelak.

“Tradisi pernikahan dua bangsawan dari dua suku berbeda seperti ini jarang terjadi, dan ini jadi tontonan menarik karena kedua keluarga yang datang dari latara belakang suku berbeda memadukan dua tradisi atau kebudayaan dalam sebuah pesta pernikahan yang sama,” ujar Anto, salah satu warga yang ikut menikmati keunikan budaya khas Indonesia ini.

Usai menjalani prosesi pernikahan, kedua pasangan mempelai yang telah resmi menikah ini pun langsung duduk bersanding di atas pelaminan bak raja dan ratu seharian.

Satu persatu tamu dan sanak keluarga pun bergantian memberi salam dan ucapan doa selamat atas pernikahan keduanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com