Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gunungkidul Diimbau Tak Gampang Jual Tanahnya ke Pembeli

Kompas.com - 24/02/2017, 19:41 WIB

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan masyarakat tidak mudah melepaskan tanah kepada pembeli karena dikhawatirkan pembeli justru adalah makelar tanah.

Sekretaris Daerah (Sekda) Gunung Kidul Drajad Ruswandono mengatakan, seiring meningkatnya kunjungan wisata banyak investor yang akan menanamkan modalnya di Gunung Kidul, tanah warga yang berada di pinggir pantai menjadi incaran investor untuk dibangun fasilitas penunjang wisata.

Drajad sudah mendengar adanya investor yang membeli 160 hektar lahan di dekat Pantai Ngrenehan, Kecamatan Saptosari.

Namun dia menilai ada dua kemungkian apakah benar-benar investor membangun atau hanya makelar.

"Memang begitu kenyataannya, tetapi belum mengetahui kelanjutannya sampai sekarang," katanya di Gunung Kidul, Jumat (24/2/2017).

Dia mengatakan, investor tersebut sejak 2015 memiliki lahan 160 hektare. Namun sampai sekarang belum ada izin.

Menurut dia, kalau memang serius ingin berinvestasi, maka segera proses perizinan termasuk izin lokasi, izin mendirikan bangunan dan juga Analisis Dampak Lingkungan.

"Semua perizinan harus terpenuhi jika mereka ingin menanamkan usaha," katanya.

Sebelumnya, Kepala Desa Kanigoro Santosa mengatakan jika sudah ada investor yang membeli lahan sejak 2012 di sekitar Pantai Ngrenehan, Desa Kanigoro, secara bertahap sampai seluas 160 hektar.

"Lahan seluas itu menyambung di tiga desa, yakni Krambilsawit dan desa di Kecamatan Panggang. Untuk Kanigoro hanya sekitar 20 hektar," katanya.

Diakuinya banyak warga yang menjual tanahnya waktu itu karena melihat tanah tidak bisa difungsikan sebagai lahan pertanian karena berada di pinggir pantai. Waktu 2012 hanya Rp 20.000 per meter persegi.

"Infonya itu akan dibangun bertahap, saat ini baru mengurus izin, belum dibangun sampai saat ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com