Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir dan Longsor di Indonesia Terus Meningkat, Kian Meluas

Kompas.com - 22/02/2017, 07:00 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

SLEMAN, KOMPAS.com — Indonesia merupakan negara rawan bencana dan trennya terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak 92 persen bencana yang terjadi di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi.

"Tahun 2016 telah terjadi 2.384 bencana, jumlah ini meningkat dari 1.732 bencana di tahun 2015," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei dalam kuliah umum “Penanggulangan Bencana dan Tantangannya di Indonesia” di Ruang Multimedia Kantor Pusat UGM, Selasa (21/2/2017).

Peningkatan bencana disebabkan oleh faktor alam, seperti perubahan iklim dan faktor antropogenik, meliputi degradasi lingkungan, permukiman di daerah rawan bencana, daerah aliran sungai (DAS) kritis, dan urbanisasi.

"Setiap tahun negara mengalami kerugian sebesar Rp 30 triliun akibat bencana," kata Willem.

Willem menuturkan, berdasarkan catatan BNPB, sebanyak 148,4 juta warga tinggal di daerah rawan gempa bumi, 5 juta warga di daerah rawan tsunami, 1,2 juta penduduk di daerah rawan erupsi gunung api, 63,7 juta jiwa di daerah rawan banjir, serta 40,9 juta jiwa tinggal di daerah rawan longsor.

Selain itu, ada 386 kabupaten/kota berada di zona bahaya sedang-tinggi gempa bumi. Selanjutnya, ada 233 kabupaten/kota berada di daerah rawan tsunami, 75 kabupaten/kota terancam erupsi gunung api, 315 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang-tinggi banjir, serta 274 kabupaten/kota di daerah bahaya sedang-tinggi bencana longsor.

Sepanjang tahun 2016, kejadian bencana alam di Indonesia terbanyak terjadi di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 639 kali, diikuti Jawa Timur dengan 409 kejadian bencana, Jawa Barat 329 kali, Kalimantan Timur 190 kali, dan Aceh 83 kali.

"Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Timur, dan Aceh merupakan lima provinsi terbanyak terpapar bencana selama 2016," ujarnya.

Sementara itu, sebaran kejadian bencana per kabupaten/kota tertinggi terjadi di Cilacap sebanyak 100 kali, Magelang 56 kali, Wonogiri 56 kali, Banyumas 53 kali, serta Temanggung 50 kali.

"Banjir merupakan bencana yang paling banyak terjadi di tahun 2016 hingga 775 kali," ucapnya.

Daerah rawan banjir, lanjut Willem, meluas di beberapa daerah yang tidak pernah mengalami banjir, seperti di Garut, Pangkal Pinang, Kota Bandung, Kota Bima, dan Kemang, Jakarta.

"Sebanyak 19 juta masyarakat Indonesia terancam banjir dan longsor akibat hujan yang terjadi sepanjang bulan Januari-Februari 2017 dan 175.000 masyarakat yang terdampak," tuturnya.

Disaster management

Melihat kondisi Indonesia yang sangat rawan bencana, imbuhnya, perlu upaya penanggulangan bencana atau disaster management untuk meminimalkan jatuhnya korban jiwa dan kerugian akibat bencana.

Ada tiga poin utama dalam penanggulangan bencana, yaitu menjauhkan masyarakat dari bencana, menjauhkan bencana dari masyarakat, dan hidup secara harmonis dengan bencana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com